Mohon tunggu...
Alan Budiman
Alan Budiman Mohon Tunggu... profesional -

Pemilik akun ini pindah dan merintis web baru seword.com Semua tulisan terbaru nanti akan diposting di sana. Tidak akan ada postingan baru di akun ini setelah 18 November 2015.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Kaleidoskopnya Alan Budiman, 5 Tulisan Paling Banyak Dibaca Sepanjang 2014

31 Desember 2014   13:50 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:07 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salam Kompasiana. Tahun 2014 bisa dibilang adalah tahun paling aktif bagi saya menjadi bagian dari Kompasiana. Bergabung sejak 2011 dan menuliskan 225 artikel, namun lebih dari setengah total tulisan (124 artikel) saya tulis pada tahun 2014. Tahun yang sangat luar biasa dari segi produktifitas yang bahkan saya baru sadar dan tidak menyangka akan sebanyak itu, meski harus diakui juga bahwa ada banyak tulisan edisi pilpres. Pada akhir tahun ini, baik Facebook maupun Kompasiana menayangkan kaleidoskop. Namun karena di Kompasiana tidak ada auto kaleidoskop, maka saya tertarik membuatnya manual. Bukan untuk gaya-gayaan, hanya sebagai penyemangat pada tahun berikutnya semoga bisa lebih produktif lagi. Berhubung saya bukanlah kompasianer yang memiliki fans atau pembaca tetap seperti kompasianer beken Mbak Ifani, Pakdos Armand atau yang lainya, maka harap maklum kalau banyak dari tulisan saya hanya memiliki jumlah hits di bawah 1,000 bahkan puluhan di antaranya hanya dibaca kurang dari 100 viewer. Tentu sesuatu yang ‘kebetulan’ jika kemudian ada tulisan saya yang memiliki jumlah hits di atas 10,000. Inilah 5 tulisan saya yang paling banyak dibaca tahun ini, jumlah viewer berdasarkan data yang saya ambil pada hari selasa 30 Desember 2014. MMM Indonesia, Penipuan Baru yang Meresahkan Ini adalah tulisan dari keresahan saya karena ada banyak teman yang menawarkan MMM. Money game berkedok bisnis online, ponzy schame. Tulisan yang sangat mahal harganya karena ada banyak teman yang sebelum ini cukup akrab mendadak bungkam setelah tau saya menulis ini  di Kompasiana. Saya memang tidak menuliskan ini di Facebook karena ingin menghindari perdebatan vertical dengan teman-teman. Namun siapa sangka nasib tulisan ini memiliki jumlah viewer dan share di media sosial yang sangat banyak sehingga satu persatu teman-teman tau saya menuliskan ini. Meski begitu, tulisan tentang MMM ini bukan yang pertama di Kompasiana. Setidaknya kompasianer Agung Soni sudah lebih dulu menuliskanya yang baru saya ketahui setelah beliau ikut berkomentar. Dipublikasikan pada awal Maret, dimana MMM masih berjalan lancar, namun saya sudah berani menuliskan untuk mengingatkan banyak orang di luar sana. Mata Najwa Permalukan Kubu Prabowo Membahas reportase program Mata Najwa yang mempertemukan tokoh-tokoh pendukung Prabowo dan Jokowi. Di antaranya ada Mahfud MD dan Anis Baswedan. Tulisan ini senasib dengan MMM Indonesia karena terdapat beberapa tulisan bantahan atau lebih kerenya tulisan tandingan yang juga memuat reportase program Mata Najwa namun bersebrangan dengan materi yang saya tuliskan. Pro-kontra komentar di dalamnya cukup banyak, namun pada akhirnya semua orang juga tau bahwa tulisan saya tidak ‘mengelabuhi’ pembaca seperti yang dilakukan oleh tetangga sebelah. (Pilpres) Kok Menang Semua? Ini Jawabnya Diposting saat terjadi polemic karena baik kubu Prabowo maupun Jokowi sama-sama mengklaim kemenangan pada saat hitung cepat. Kemenangan Prabowo diliput oleh Viva dan MNC Group, sementara Jokowi hanya memiliki satu corong media yakni Metro TV. Meski begitu, televise yang dianggap tidak memihak seperti Net, Indosiar, SCTV dan TVRI merujuk pada lembaga survey yang memenangkan Jokowi. Saya menuliskanya cukup detail dan mungkin sedikit gregetan karena baru kali ini dalam sejarah pilpres di Indonesia bahkan mungkin dunia, dua-duanya menang. Minyak Dunia Turun, Kenapa BBM Naik? Artikel ini lumayan baru, langsung saya tuliskan saat pemerintah memutuskan untuk menaikkan harga BBM padahal pemerintah bersama kabinet kerjanya baru saja dilantik. Saya menggunakan sedikit teori ekonomi namun berusaha menuliskan sesederhana mungkin agar dapat diterima oleh semua kalangan. Setelah (Penipuan) MMM Muncul SSS, Pemerintah dan Media Harus Tanggapi Serius Menindak lanjuti tulisan tentang MMM pada bulan Maret, ini saya tuliskan pada bulan Agustus saat beberapa media mainstream seperti kompas.com sudah memuat berita seputar MMM berdasarkan pernyataan OJK dan beberapa pihak terkait. Saya menuliskan ini juga sebagai second warning karena pada bulan Agustus 2014, MMM sudah mulai goyah dan macet. Beberapa teman mulai frustasi. Tulisan ini juga dimaksudkan agar mereka mengerti agar tidak larut dalam kekesalan dan menunggu sesuatu yang tidak pasti. Selain 5 tulisan tersebut, memang ada beberapa tulisan yang sempat TA atau HL, namun jumlah viewernya hanya kisaran seribu dan dua ribu, bahkan beberapa hanya memiliki pembaca kurang dari seribu. Setiap tulisan sudah memiliki pembacanya sendiri. Saat menuliskanya, kita tidak pernah tau apakah yang kita tuliskan tersebut akan dibaca banyak orang atau hanya dibaca kurang dari 100 pembaca. Untuk itu, sebaiknya kita tidak memikirkan soal angka-angka viewer karena tugas tak tertulis sebagai kompasianer adalah menyebarkan informasi yang bermanfaat, setelahnya terserah pembaca. Kalau mereka suka, mereka akan share di media sosial dan tersebar secara massif. Dan kita tidak akan pernah menyangka respon netizen, sama seperti tulisan abal-abal saya tentang MMM yang dishare lebih dari 17,000 kali di facebook. Padahal saya bukan orang pertama yang menuliskan, juga bukan kompasianer beken atau penulis yang memiliki nama tenar di jagad maya. Bagaimanapun 124 artikel dalam setahun bagi saya  merupakan sesuatu yang sangat luar biasa. Terserah apakah tulisan tersebut sebenarnya di luar standar koran atau penerbit, yang jelas ini adalah sesuatu yang tidak saya sangka akan sebanyak ini. Karena di luar 124 artikel, saya masih punya 2 naskah novel yang saya simpan sendiri dengan ketebalan masing-masing sekitar 150 halaman. Novel tersebut lahir atau lebih tepatnya terprovokasi tulisan kompasianer Arimbi seputar tips dan cara menulis novel. Sebuah pemahaman yang sangat sederhana namun membuat saya berani menuliskan naskah novel. Kira-kira begini kesimpulan yang saya tangkap “novel adalah serangkaian cerita pendek yang saling terhubung. Jika kita bisa menulis cerita pendek, seharusnya sudah bisa menulis novel. Jika kita bisa menulis satu artikel di Kompasiana, seharusnya kita juga bisa menulis sebuah novel atau buku non fiksi” Terima kasih buat semua kompasianer dan admin yang sudah menemani proses belajar saya di Kompasiana dan mohon maaf jika ada tulisan maupun komentar saya yang kadang masih meledak-ledak (susah sekali untuk ga labil di usia 24 tahun ini). semoga tahun depan lebih baik lagi dan syukur kalau bisa menerbitkan buku sendiri seperti beberapa kompasianer. Jadi kalaupun tidak bisa hadir di Kompasianival 2015, bukunya bisa mewakilkan. Hehe… selamat tahun baru, kullu aamin wa antum bikhoir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun