Mohon tunggu...
Abqari Alani Syafiqah
Abqari Alani Syafiqah Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Belajar Menulis

Selanjutnya

Tutup

Catatan

PMS oh PMS

1 Januari 2013   05:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:42 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai perempuan normal dan sehat tentu sudah tidak biasa dengan datangnya tamu bulanan yang tak diundang ini. Datang tanpa memberikan efek apapun sih tidak apa-apa, tapi kalau sampai merugikan dan mengganggu aktivitas inilah yang disebut PMS. Ngomongin soal PMS memang tidak ada enaknya sama sekali. PMS seperti ritual bulanan yang wajib dirasakan, diresapi, serta diambil hikmahnya. PMS sudah menjadi biang keladi yang membuat saya sering absen dalam aktivitas-aktivitas penting saya. Tiap bulan saya selalu bolos sekolah karena tidak mampu menahan sakit.

Saya sudah merasakan PMS sejak pertama kali datang bulan pada usia 14 tahun, agak telat dibandingkan dengan teman-teman yang lain. Tiap perempuan mempunyai kadar atau tingkatan PMS yang berbeda-beda. Ada yang biasa saja, ada yang sakit, dan ada yang sakit sekali. Dan saya masuk dalam kategori sakit sekali. Suatu hari sebelum si merah itu datang, perut saya kram, pinggul pegal, badan lemas, dan malas untuk beraktivitas. Bermacam-macam obat saya coba, mulai dari obat warung, obat dokter, sampai obat tradisional macam sarang semut yang rasanya tidak enak.

Dari sekian banyak kisah PMS, ada kisah yang paling spektakuler menurut  saya. Sejak 2 minggu sebelum saya benar-benar haid PMS yang saya alami begitu parah mulai dari sakit flu, seluruh badan nyeri dan emosi tidak terkontrol. Orang-orang terdekat saya terkena imbasnya, salah bicara sedikit saja saya langsung bersungut-sungut. Dan waktu itu tugas kuliah sedang menumpuk sehingga tingkat stress saya semakin tinggi dan karena stress itulah haid saya tidak kunjung datang dan saya hanya merasakan PMS dalam waktu yang lama.

Hubungan saya dengan kawan saya semakin renggang akibat sikap emosian saya ketika sedang bersama mereka, baik dalam acara formal maupun informal. Karena ini tugas kelompok rasanya serba salah sekali, tugas sudah mendekati deadline tapi kawan saya masih saja bisa nyantai seperti di pantai. Karena PMS itu pula menyebabkan tugas yang saya kerjakan hasilnya tidak maksimal.

Kesulitan tidak sampai disitu, suatu hari setelah saya mendapatkan haid saya dan sedang banjir-banjirnya tiba-tiba saja perut saya kram akut. Rasanya seperti diremas-remas diperas-peras....aduuuuuuhh sakit sekali. Saya berniat untuk bolos kuliah tapi  dosennya akan mengadakan pretest, kalau saya tidak berangkat otomatis nilai saya tidak komplit. Akhirnya saya mengambil air hangat dan mengompres perut saya selama satu jam akhirnya sakitnya agak mereda. Dan setelah itu saya memutuskan berangkat kuliah meskipun sudah terlambat setengah jam. Sampai di kampus muka dosennya sudah tidak mengenakan sekali, rasanya saya ingin menceritakan hal yang membuat saya terlambat masuk kelas dengan berteriak karena saya memang tidak pernah terlambat masuk kelas.

Sejak saat itu saya mulai aktif mencari informasi untuk meminimalkan rasa sakit saat PMS. Yang sering saya lakukan adalah olahraga, banyak-banyak minum air putih, makan sayuran, dan mengkonsumsi vitamin. Intinya menerapkan gaya hidup sehat agar saat PMS hidup kita tidak tersiksa. Dan hasilnya memang tidak diragukan lagi, sekalipun saya masih menderita saat PMS namun ada perbedaan rasa sakitnya yang mereda dibanding sebelum saya menerapkan gaya hidup sehat tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun