Mohon tunggu...
Roeslan Hasyim
Roeslan Hasyim Mohon Tunggu... Editor - Cerpen Mingguan

Penyiar Radio Mahardhika Bondowoso, Pengajar Prodi PSPTV dan Perfilman SMKN 1 Bondowoso

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pindah

21 Februari 2021   15:05 Diperbarui: 21 Februari 2021   15:27 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Iya. Kita akan tinggal di sini."

"Seterusnya Abah?" tanyaku penasaran.

"Iya. Jadi kamu harus betah ya. Karena hanya rumah ini yang kita punya sekarang. Rumah yang di kota sudah ayah berikan untuk negara."

Aku sedikit tercengang dengan apa yang dikatakan Abah. Karena rasa penasaran, aku mengambil kursi dan duduk di sebelah Abah.

"Maksud Abah apa tadi. Rumah kita diberikan pada negara, bukannya dijual?"

"Begini cantik. Kamu inget kan pesan ibu?"

"Inget Abah."

"Apa coba?"

"Untuk jagain Abah." Aku tersenyum manis pada Abah, Abah pun membalas senyumku dengan senyuman yang sedikit dipaksakan. Mungkin Abah sadar, bahwa aku tak pernah mengerti dan tak tahu apa pesan ibu. Terdiam sejenak, lalu Abah mulai menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.

**

Pemilihan telah usai, sebagian besar orang berteriak-teriak senang, dan yang lainnya merasa kecewa karena presiden yang mereka dukung kalah dalam pemilihan presiden untuk ketiga kalinya. Sejak saat itu, pembangunan besar-besaran terus dilakukan dengan alasan mengejar ketertinggalan dari bangsa lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun