Mohon tunggu...
Roeslan Hasyim
Roeslan Hasyim Mohon Tunggu... Editor - Cerpen Mingguan

Penyiar Radio Mahardhika Bondowoso, Pengajar Prodi PSPTV dan Perfilman SMKN 1 Bondowoso

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pindah

21 Februari 2021   15:05 Diperbarui: 21 Februari 2021   15:27 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semakin lama perjalanan, semakin ke dalam, udara di dalam mobil terasa semakin dingin, tapi tetap menyegarkan. Sinar matahari yang semula terang benderang, kali ini hanya menyapaku lewat celah-celah rimbunnya dedaunan pohon tua, seakan menyapaku, mengucapkan selamat datang. Begitu juga monyet-monyet yang bermain riang, bersuara, seakan memanggil-manggilku ingin berkenalan.

Perasaan bahagia perlahan mulai muncul ditengah-tengah kecewa karena meninggalkan tempat kelahiran yang terjamah oleh pembangunan.

"Sudah, sana kamu masuk. Carilah ruangan yang ingin kamu buat kamar, sisanya biar Abah yang bereskan." Ayah menyuruhku masuk setelah  tiba di rumah almarhum Ibu.

"Iya bah!" sahutku.

Aku kemudian memasuki sebuah ruang yang memiliki jendela besar menghadap hamparan lahan pertanian yang menghijau di bawahnya.

"Wooow, luar biasa indah pemandangannya." seruku pada diri sendiri.

"Abah, Abah, ini aku pake untuk kamarku. Boleh kan?" Rasa kecewaku pun semakin memudar, terpesona oleh keindahan alam, apalagi senja mulai menjelang dan matahari segera terbenam. Keindahan alam yang diciptakan Tuhan tak pernah aku rasakan senikmat ini, kala aku tinggal di tanah kelahiranku.

"Boleh. Lagian, itu kamar ibumu kok."

Mendengar kata-kata Abah, membuat perasaanku kembali bercampur aduk. Antara rasa bahagia dan sedih seakan saling berebut ruang di hati untuk menjadi penguasa diri.

Aku hanya bisa diam memaku di sebuah kursi teras, tepat di depan kamarku dan juga bekas kamar ibu dari sore hingga malam menjelang.

*

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun