Mohon tunggu...
Alang Alang
Alang Alang Mohon Tunggu... lainnya -

ndeso

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tersesat

31 Mei 2017   20:14 Diperbarui: 31 Mei 2017   20:24 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lekaki yang berlari betelanjang kaki  
Terkapar di hajar tajam sepi..
Kobaran api di kepalanya padam
Kesombongannya remuk redam..
~
Mimpinya terbelah dadanya gemetar di remas remas gelisah  
Belum lelahkah lidah berkilah ?
Nyerikah nurani yang mendustai sepi diri  ?
Barangkali ia lupa dosa memang tak terlihat mata
~
Cahaya wajahnya muram tertutup tunas hitam
Langkahnya bimbang seperti pasir yang takut kalau ombak datang menerjang
Di hadapannya putik bunga putih merintih letih derak suaranya patah, terkapar di bawah mimpi tua berdebu
Jubah panjang kesunyian ia letakkan di antara kelam jelaga yang ia sangka cahaya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun