Mohon tunggu...
Alang Alang
Alang Alang Mohon Tunggu... lainnya -

ndeso

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sang Pencari

5 Mei 2017   20:28 Diperbarui: 5 Mei 2017   21:11 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Panas kota tak sepanas isi kepala
Ia yang mencari keadilan tanpa peta
Mencaci dengan seribu jancuk pada mimpi yang kandas
Memaki petaka yang menggelepar di mulut kota
~
Di jantung sunyi ia pernah berumah
Terperangkap dalam buram jendela kota
Lantas mengetuk pintu kefanaan
Dan waktu nyaris berhenti pada titik penantian
~
Sungguh ia pernah berduel dengan derita bergelut dengan maut
Berjalan dan mencari sampai batas paling nyeri
Hingga lupa pada perih air mata
Sampai suatu senja matanya berkaca kaca ketika di palung sunyi ia temukan nama-Nya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun