Mohon tunggu...
Alang Alang
Alang Alang Mohon Tunggu... lainnya -

ndeso

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"Pada Suatu Ketika," Janus Animasi Buatan dalam Negeri

13 Maret 2012   13:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:07 1085
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_166030" align="aligncenter" width="728" caption="pada suatu ketika, suauaaana pasar"][/caption] [caption id="attachment_166042" align="aligncenter" width="727" caption="pada suatu ketika"]

1331646670884910246
1331646670884910246
[/caption] Hari berjalan seperti biasa, angin bertiup pelan menggerakkan kincir angin berhias dua punakawan sementara sang burung nampak bertengger di kabel listrik di temani layang ntah punya siapa yang nyangkut di dekat tiang. Di bawahnya bekas spanduk masih menggantung memamerkan lusuh kainnya yang berdebu, berteman iklan sedot wc yang nampang persis di sampingnya. Di bawahnya hilir mudik pedagang, pembeli di pasar tradisional berbalut suara raungan knalpot bajaj yang nyelonong di antara para penghuni pasar. Sementara lagu khasidah perdamain mengalun membius beribu telinga menyeruak dari radio usang di lapak pedagang mi di pinggiran pasar. [caption id="attachment_166031" align="aligncenter" width="300" caption="susanana warung"]
1331645271670131082
1331645271670131082
[/caption] [caption id="attachment_166032" align="aligncenter" width="300" caption="kakek tua dan pesawat alien"]
13316454511706371914
13316454511706371914
[/caption] Begitulah kira kira awal dari film pada suatu ketika karya lakonanimasi, suasana pasar tradisional nampak jelas dari mulai, pedagang, jalanan di tenganhnya hingga kompresor tukang tambal ban juga ada, pokoknya menggambarkan pasar tradisional yang sebenarnya... Makin menarik karena tiba tiba saja ada pesawat asing di atas langit yang dapat mengubas kendaraan menjadi robot. [caption id="attachment_166040" align="aligncenter" width="300" caption="gelombang menerjang"]
1331646364526002560
1331646364526002560
[/caption] [caption id="attachment_166033" align="aligncenter" width="300" caption="Bajaj berubah jadi robot"]
13316456102004963204
13316456102004963204
[/caption] [caption id="attachment_166034" align="aligncenter" width="300" caption="motor yang jadi robot"]
1331645689861000182
1331645689861000182
[/caption] Beranjak kewarung mie di pinggir jalan suasana, perabot yang di gunakan juga benar benar tak asing di mata kita orang indonesia, dari mangkok (ada gambar ayamnya hehe) tempat sendok, teko jadul bermotif batik biru putih, juga asbak serta puntung rokok bergaris kuning haha. Jika di perhatikan lebih jauh  film ini seperti ingin menampilkan suasana pasar tradisional seutuhnya, termasuk para pedagang, ada nenek tua yang menggendong bakul pengemudi bajaj, gerobak para pedagang bahkan pakaiannyapun sebagian juga pakaian tradisional. [caption id="attachment_166035" align="aligncenter" width="300" caption="orang orang di pasar pada bengong melihat robot besar berdiri di depan mereka"]
13316457562059134238
13316457562059134238
[/caption] Pada  bagian lain ada lapak tukang tambal ban lengkap dengan kompresor serta motor butut yang roda depannya sudah di copot benar benar mirip suasana yang sering kita lihat, alias serba sederhana Di sisi lain suasana pasar menggabungkan antara pasar di jawa dan di jakarta terlihat dari pakaian tradisional jawa, lalu bajaj, kopaja yang biasa kita temukan di jakarta, luar biasa menurut saya. Secara keseluruhan menrut saya sudah keren termasuk  gerak gambar dan detail dari tiap tokoh yang ada top lah menurut saya. Yang mungkin tak asing lagi di mata kita adalah kopaja bertuliskan " doa ibu " [caption id="attachment_166036" align="aligncenter" width="300" caption="kopaja berstiker doa ibu"]
1331645905529144762
1331645905529144762
[/caption] [caption id="attachment_166037" align="aligncenter" width="300" caption="sekumpulan kendaraan yang berubah jadi robot"]
13316459881644180094
13316459881644180094
[/caption] Sebenarnya di taun 2003 indonesia sudah bisa membuat film animasi yang di putar di layar lebar. Film tersebut berjudul janus prajurit terakhir yang mengisahkan tenteng seorang prajurit mekanik dari abad 34 bernama Janus. Di kisahkan Janus terlibat dalam sebuah peperangan melawan Draco hingga Janus terlempar ke abad 21 dan ingin kembali ke masa depan untuk melanjutkan perjuangannya. Dalam cerita film ini Janus di bantu oleh sahabat barunya  dari abad 21, Mayo (Derby Romero), serta sahabatnya, Indri (Alyssa Soebandono). Tantangan yang dihadapi ketiga sahabat ini tidak mudah. Mereka dikejar dua anak badung, diburu pasukan Draco dari masa depan, serta orang-orang dewasa yang tidak mempercayai cerita Mayo. [caption id="attachment_166039" align="aligncenter" width="200" caption="janus"]
1331646132969717697
1331646132969717697
[/caption] Film berdurasi 96 menit ini di sutradarai oleh Chandra Endroputro  Produser Reza Yusuf Enoch Raam Punjabi Penulis Chandra Endroputro  Pemeran : Derby Romero, Alyssa Soebandono, Fath Aliansuah, Budiman Ray Burhanuddin, Reggy Lawalata Wawan Wanisar Rachman Yacob Jamie Aditya Torro Margens  Distributor Spektra Film Multivision Plus  memang sih animasi dalam film ini tak sekeren Pada suatu ketika punya lakonanimasi, karena tak sepenuhnya animasi tapi setengah animasi. Karena memang ada kesulitan untuk membuat film Janus prajurit terakhir menjadi full animasi “Untuk pembuatan full animasi selama dua menit ketika Janus bermimpi, itu para animator membutuhkan waktu hingga 1,5 bulan lamanya,” ujar Chandra Endoputro. Hmm kira kira bisa gak ya film pada suatu ketika di angkat ke layar lebar seperti Janus ? Mudah mudahan. Kalau saja ada yang mau mendanai bukan tak mungkin rasanya bila lakoanaimasi bisa membuat film animasi yang menarik yang layak di putar di layar lebar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun