[caption id="attachment_350439" align="aligncenter" width="300" caption="koleksi pribadi"][/caption]
Keramain gagal mencairkan kebekuan yang mengental disudut mata
Kelepak burung malam menyampaikan gelisah dislaput dada ketika waktu memburu didetak jantungmu
waktu begitu laju dimatamu dan daun daun berhamburan menyerukan sejumput rindu ketika angin menggetarkan rambutmu
Sepi itu masih kental memeluk jendela kamarmu
Derit pintu memecah hening pada kelopak matamu, itukah dirimu...?? Sepasang matamu menghampiri pecahan masa lalu yang terbingkai dimana usang cerita menggenang
Dari balik jendela hujan mengintip dari punggung dahan mengembun di bibir kaca jendela mengecup luka didada
Menjadi sungai kecil disayu wajahmu Inikah rumahmu...??
Begitu banyak pasir rindu berhamburan dilantai.. Seperti surat yang tak sampai, seperti kisah yng tak kunjung usai..
Sepi itu masih setia menyelmuti kota, kota sunyi, kota yang begitu bisu itulah kota hatimu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H