Mohon tunggu...
Alang Alang
Alang Alang Mohon Tunggu... lainnya -

ndeso

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kamu

5 September 2014   01:49 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:35 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14098311751230721057

[caption id="attachment_322323" align="aligncenter" width="300" caption="Koleksi pribadi"][/caption]

Semalam aku mengingatmu, sewarna merah jambu, diantara lengkug senyummu

Sesaat lalu aku melihatmu, mengendarai roda waktu, mennghunus sebilsh gelisah

Lantas kau seka titis gerimis disudut mata

Ahh, aroma resahmu, gerai rambut dicumbu lampu lampu, adalah luka didada kiriku

Kemarilah adik manis, menarilah dipelataran wsktu, sebelum malam jelmakan sepi

Menarilah sembari melepas oecahan gelisah, luruhkan lukamu diantara kuncup kuncup batu Tersenyumlah serekah dan sewarna bunga bunga

Berlarilah diounggung waktu yang begitu laju didadamu Aku akan mengantarmudengan sekranjang doa

Doa dibalik lengang, sebab engkau tlah menjadi kembang didada seseorang

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun