Mohon tunggu...
Alang Alang
Alang Alang Mohon Tunggu... lainnya -

ndeso

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Desember Januari

30 Desember 2012   12:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:47 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13568700872139263788

[caption id="attachment_217383" align="aligncenter" width="548" caption="koleksi pribadi"][/caption] Jantungmu masih berdegup ada gelisah diwajahmu yang gugup, terlihat dari cahaya tuamu yang kian redup.. Kaki masih mengayuh denyut waktu, hari hari berguguran, tercecer menjadi kenangan pada bilik bilik ingatan, beku menjadi abu masalalu.. Di wajahmu selembar tisu masih setia menyeka genangan air mata orang orang yang menyimpan luka, berharap diujung perjalananmu temukan penawarnya.. Waktu terus berkemas, bergegas temui pagi yang nampak cemas menuliskan resahnya pada lembar lembar kertas, tiap detik berdetak untaian harapan hampir selesai terangkai, berharap benih benih mimpi tumbuh semai Diujung catatanmu orang orang segera melepaskanmu dengan sekeranjang luka, canda tawa, juga suara lonceng diawal petang pada pintu malam menyampaikan salam perpisahan, merias malammu dengan pesta suka cita dipenjuru kota, antarmu melepas sepi menjemput pagi menyalami wajah mentari.. Diakhir perjalananmu orang orang masih meracik doa doa, memintalnya menjadi harapan, padamu mereka titipkan mimpi pada putri pagi berharap mimpi mimpi itu menjadi matahari yang terbit dipundak januari mencium kening bunga bunga mengantar bait bait doa pada pemilik semesta..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun