Mohon tunggu...
Alang Alang
Alang Alang Mohon Tunggu... lainnya -

ndeso

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pengembara

11 Mei 2017   19:50 Diperbarui: 11 Mei 2017   19:54 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kau jelajahi lautan malam tanpa peta
Menjadi kupu kupu di taman kota
Lantas kau membungkam rasa sepi
Di mana nyeri adalah bagian dari perjalanan 
~
Di rahim malam kau temui sunyi
Begitu sakit, begitu nyeri
Tapi kota terlanjur membungkam semua air mata
Dan kau telah bersepakat untuk mendustai derita
~
Sesekali juntai rambut di mainkan angin
Di bangku kau letakkan mimpi
Dan sekumpulan asap tlah membawanya pergi
Dalam ceruk malam kau pikul kepura puraan dan ntah kapan kau temukan jalan perpisahan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun