Mohon tunggu...
Alang Alang
Alang Alang Mohon Tunggu... lainnya -

ndeso

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kota (Sepi)

15 Februari 2016   21:10 Diperbarui: 15 Februari 2016   21:19 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di bibir senja seisi kota telah mengungsi
Menggotong letih diri..
Sejenak di sandarkan pada bahu sepi
Di mana segala rupa gelisah hampir tak di kenali

Di tubuh malam
Matahari padam
Di jantungnya waktu menguncup
Menunggu yang tak datang

Menunggu serpihan yang lama hilang
Meski serupa bayang bayang
Bayang yang letih menjerit di tepi zaman
Di mana hiruk pikuk serangga dan basah rumput di makamkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun