Mohon tunggu...
Alang Alang
Alang Alang Mohon Tunggu... lainnya -

ndeso

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Di Ruang Tunggu

22 Mei 2015   19:51 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:42 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan sejumput resah kau menadah gelisah
Dan seraut wajah tlah abadi dibibir waktu dalam denyut jantungmu
Mejelma getir sepi yang berdiam
Dalam bibir yang membiru disamun rindu

Kau serupa sunyi tanpa tepi
Bunyi bunyi terkapar mati
Dikotamu sepi terbunuh
Didadamu sepi tumbuh

Dan dipuncak malam rembulan itu membeku menjadi batu
Retak dan jatuh kedasar kedalaman matamu
Menjelma menjadi gelisah membanjiri perasaan
Ketika sekumpulan kenangan berlari lari dibola mata : pecahan waktu yang menidurkan rahasia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun