Mohon tunggu...
Alang Alang
Alang Alang Mohon Tunggu... lainnya -

ndeso

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jiwa Tersesat

10 April 2012   13:13 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:47 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hai jiwa berjubah lusuh..
Kenapa begitu jauh membuang
keluh..
Sedang sayap mulai merapuh,
sepenggal harapmu tak lagi utuh..
Yang jauh terlihat teduh,
berlarilah engkau tak peduli
berapa kali terjatuh Kakiku terasa
lumpuh, batinku terasa melepuh "
katamu terdengar trenyuh..

Pulanglah langkahmu terlampau
jauh, kembalilah sebelum pilar
pilar mimpimu runtuh.. Ingatlah
sepeda tua yang kita kayuh,
entah berapa jauh jalan kita
tempuh..
Ini tanganku,
kanpapahmu agar tak terjatuh..
Lihatlah jiwamu letih bermandi
peluh..

Dengarlah doa doa ibundmu di
malam mengejar subuh..
Bukankah padanya hendaknya
jiwa berlabuh..
Pulang, peluklah mata hatinya
yang kian rapuh..
Jangan biarkan biji tangisnya
tumbuh..
Hapuskan pahit rindunya yang
kunjung sembuh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun