Setahuku, Kau dahulu hanyalah sebuah biji
Terpendam, berkembang dalam kediaman,
Dari dalam tanah, menampakkan batang tunas,
masih kecil rupanya, rapuh batangnya.
Lalu, akarmu mulai menjalar, merapatkan tanah
Menmbuat pondasi agar kokoh tak goyah,
Kemudian engkau perlahan mulai tumbuh
Dedaunan-mu pun bermunculan, tumbuh berkala.
Guyuran air, berkala membasahimu
Dan tak ayal, suatu kali engkau kena terpaan panas terik mentari,
Lalu, sesekali badai menghampiri, menguji pendirian
Semuanya kau lewati dengan terus kokoh bertahan.
Semakin tumbuh, Â daunmu bertambah kian membesar
Terus bertambah tiap kali meninggi,
Lalu terbentuk batang yang kuat untuk bertahan
Engkau-pun semakin kokoh menghadapi segala terpaan.
Tetapi teta, ada yang harus gagal.
Waktu berjalan dan dedaunanmu satu-per satu tergantikan.
Masih panjang hidupmu wahai tanaman,
Mulailah bertumbuhan buahmu, tetapi masih berlum bisa dipetik.
Masih belum cukup.
Kau harus tetap tumbuh, menjaga kehidupan.
el_sabilillah.
06 Ramadhan 1443 H/06 April 2022 M
Gontor 3, 21.09 WIB
Extraordinary Generation 12 Windu Pondok Modern Darussalam Gontor
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H