Mohon tunggu...
Alan Daka
Alan Daka Mohon Tunggu... Akuntan - Cuma mau nulis.

Dream it, taste it, make it happen..

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Makan Gratis

26 September 2016   00:03 Diperbarui: 26 September 2016   00:32 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sang surya sudah beberapa jam meninggalkan negeri ini, pergi berkelana menyambangi yang lain. Hiruk pikuk kehidupan belum juga seluruhnya berhenti, justru semakin ramai karena ini hari yang dinanti para muda - mudi. Tapi apalah arti malam ini, jika selalu tidak ada yang menemani. Kan saya jomblo keles!. Biarlah para kawula muda berkeliaran diluar sana, setidaknya akan sedikit menenangkan seisi kontrakan. Detik yang terus berputar, ditemani alunan musik ponsel yang berirama metal. Menanti waktu pukul 1 dini hari yang terasa panjang, serasa menanti satu wanita yang sedang dandan. 

Ku ambil ponsel yang kuletakan di atas meja, mencari pesan singkat dengan kawan tentang suatu kesepakatan. Kesepakatan yang nantinya apabila aku kalah, maka seminggu kedepan aku tak bisa makan. Aku memang tidak pernah sekali pun ikut taruhan, tapi kali ini aku terpaksa melakukannya. Demi bisa bertahan beberapa hari sampai waktu jatah uang bulan berikutnya datang. Taruhan yang aku pasang tidak besar, aku cuma pasang 20.000. Tapi aku mempertaruhkan kesemuanya.

Ponselku berdering, menandakan ada pesan yang masuk. Ternyata dari teman salah satu penghuni kontrakan juga, rizal namanya. Dia minta tolong untuk mengantar iqbal temanku yang lain dari penghuni kontrakan sini ke tempat makan siap saji. Tidak perlu lama aku berpikir, aku pasti terima permintaan rizal yang satu ini. Ringan sekali rasanya badan ini begitu tahu mau antar iqbal beli makanan, karena biasanya tiap kali dia minta ditemani, maka dia juga akan membelikan yang serupa dengan miliknya.

Ku ambil segera jaket yang tergantung dibalik pintu, dan lekas menuju ke kamar iqbal yang masih harus naik keatas lagi. Kupercepat langkah kaki ini, dan langsung membuka pintu tanpa memohon izin.

"Iqbal ayo berangkat, tenang ada saya yang anter." ucapku dengan semangat membara.

"Iya sabar sih" balas iqbal dengan sambil memakai bajunya.

Begitu iqbal siap untuk berangkat, segera kusiapkan motor yang akan membawa kami. Selama perjalanan bayang - bayang ayam yang garing terus bergelayut dipikiran, dengan daging empuk, serta sausnya yang bikin ketagihan sudah bikin mulut ini tak sabar mengunyah. Belum lagi dengan minuman soda, yang bakal menjadi teman pas menonton pertandingan yang ditunggu nanti. Sesampainya ditujuan, kubiarkan iqbal berjalan lebih depan agar tidak menahan laju jalannya. Setelah pilihan sudah dijatuhkan, tetiba...

"Maaf mas untuk orderan ini sekarang harganya 20.000. Sudah bukan 10.000 lagi, ada kenaikan harga sejak kemarin." ucap sang kasir

"Oh gitu ya mbak" jawab iqbal dengan wajahnya yang panik.

"Mal saya pinjem uang kamu dulu bisa ga, nanti diganti, ga enak nih udah dipesen soalnya." ucap iqbal dengan butiran keringat dikepalanya.

"Bisa bal, tapi cepat diganti ya nanti sepulang dari sini." jawabku dengan hati yang tersayat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun