Mohon tunggu...
Alan Pasaribu
Alan Pasaribu Mohon Tunggu... Nahkoda - BLITZKRIEG

0082

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Pada Akhirnya, Banyak dari Kita yang Standar Ganda dalam Menafsirkan Rasa Kemanusiaan

2 Maret 2022   18:42 Diperbarui: 2 Maret 2022   18:59 794
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kelompok manakah yang paling Benar?

Kita adalah manusia yang suka membuat kubu-kubu, dan kadang kita juga buta akan masalah sebenarnya. Kita terlalu sibuk dengan poros-poros yang tidak berguna, kita banyak berlindung pada kekuatan besar, kita tidak paham apa yang asli dan palsu, kita tidak bisa adil dalam melihat, mendengar dan merasakan, kita disetir oleh hawa nafsu.

Kita di sini punya masalah yang sering kali menjadi standar ganda oleh banyak orang, ialah tentang apa itu rasa kemanusiaan atau tentang apa itu yang harus dibela dan tidak. Rasa kemanusiaan adalah sikap iba atau empati dari manusia yang satu ke manusia lain. Sifat iba atau empati biasanya terjadi karena kita saling mengerti satu sama lain, khususnya dalam rasa penderitaan. Kadang kita tidak harus mengalaminya untuk berempati, kita hanya cukup merasionalkan keadaan dia, dan membayangkan itu menimpa kita, maka kita akan bisa berempati. Dari situlah rasa kemanusiaan muncul.

Sekarang banyak orang berbicara tentang kemanusiaan atas apa yang terjadi di Ukraina, banyak orang yang juga saling menyalahkan, di mana mereka berbondong-bondong untuk mencari kesalahan orang atau kelompok lain, sehingga tidak fokus dengan masalah utamanya, yaitu kemanusiaan. Padahal kemanusiaan adalah masalah yang lebih penting daripada mengungkit standar ganda orang lain, tapi kita tidak bisa fokus pada masalah yang sebenarnya, kadang kita tahu apa yang benar, tapi kita memilih tutup mata, karena kita masih terbawa dendam atas perlakuan mereka terhadap kita di waktu sebelumnya.

Dari dulu hingga sekarang, manusia cenderung untuk menjadi "hizbiyah". Yaitu membaiat diri atau mendeklarasikan diri kepada kelompok-kelompok tertentu, dan cenderung berbangga atas kelompoknya. Apa pun itu kelompoknya, yang citranya baik atau buruk, apabila orang-orang di dalamnya bersifat hizbiyah, maka sudah pasti kita akan temukan hal-hal yang berstandar ganda, salah satunya dalam rasa kemanusiaan. Bagaimana standar ganda itu pada akhirnya menguasai mereka?

Liberalisme, Konservatisme, Kapitalisme, Komunisme, Islamisme, Kristianisme, dan seluruh kelompok yang ada di muka bumi ini, mereka "cenderung" untuk melihat dunia dengan masing-masing perspektifnya, mereka tidak bisa melepaskan itu, segala dasar perbuatan individu didikte oleh dogma kelompoknya. Walaupun ada saja orang-orang yang masuk ke dalam suatu perkumpulan, tetapi ia tidak terlalu terpaku oleh kelompoknya, tapi nyatanya kegiatan berkelompok dan berkubu pada akhirnya mendikte kita untuk berpikiran tidak bebas dan terkerangkeng, atau kita jadi berpikir dengan standarisasi yang sudah pakem. Seminimal-minimalnya orang yang berhizby, sangat sulit untuk memperlihatkan kertas kosong atas dirinya, di mana corak-corak selalu menghantui mereka.

Dari sinilah standar ganda lahir, kita terlalu takut untuk membela sesuatu yang berseberangan dengan kita, padahal nilai kemanusiaan adalah bebas nilai, ia ada pada dirinya sendiri, tanpa diikuti oleh nilai-nilai alternatif di belakangnya, karena tanpa segala nilai, kemanusiaan akan tetap ada, karena ia selalu menempel pada manusia. mau dia berpendidikan atau tidak, mau dia komunis atau liberal, atau mau dia gila atau sakit, kemanusiaan akan tetap ada pada setiap individu. karena kemanusiaan ialah manusia itu sendiri.

Dua Pemimpin Blok Barat yang sedang Berjabat Kasih
Dua Pemimpin Blok Barat yang sedang Berjabat Kasih

Mungkin adalah benar, bahwa orang-orang barat dengan kubu-kubunya mengecam tindakan Rusia saat menginvasi Ukraina, tetapi di sisi yang lain tidak mengecam Israel ketika menginvasi Palestina, dan ini didapati standar ganda oleh kelompok-kelompok yang membenci barat, entah itu kaum muslim atau sisa-sisa blok timur. Tapi bukan berarti kelompok yang membenci barat tersebut tidak melakukan standar ganda. Karena barat ataupun timur, atau dikotomi yang ada tersebut, mereka sama-sama memandang dunia sesuai dengan apa yang akan menguntungkan mereka, dan yang menguntungkan adalah berpura-pura bahwa kita selalu sempurna, sehingga kita tidak pernah sadar untuk mengoreksi diri kita sendiri.

Sebenarnya ada banyak contoh-contoh standar ganda lainnya yang bisa kita cari, mau itu Kristen, Islam, Blok Barat, Blok Timur. Mereka semua berusaha survive untuk menjadi yang teratas, dan mereka akan memakai wacana kemanusiaan untuk menyerang lawannya, sebenarnya mereka itu tidak membela kemanusiaan, tapi mereka membela dirinya sendiri, supaya mereka terlihat lebih benar. Dan mereka juga membela orang yang lemah bukan karena orang-orang lemah itu pantas diselamatkan, tapi karena orang yang lemah itu adalah musuhnya musuh mereka, jadi mereka ingin membela yang katanya kemanusiaan itu.

Memang sangat sulit untuk mengubah orang-orang yang berperilaku hizbiyah, sangat jarang orang-orang yang ada dikelompok tertentu, lalu dia bersikap objektif. Karena hizbiyah menuntut kita untuk menjadi munafik dan subjektif, tidak adil, serta dengki. Sehingga kemanusiaan yang selalu menempel pada manusia itu tercoreng dengan kepentingan-kepentingan sekelompok orang. Kemanusiaan yang murni menjadi sangat langka belakangan ini. Harapannya kemanusiaan itu bisa berdiri sendiri, tapi tak ada yang bisa menjamin kepada para hizbiyah supaya mereka memisahkan antara kepentingan kelompok dengan kepentingan manusia banyak. Itu seperti menyuruh manusia untuk tidak tidur dan makan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun