Hai! Kalian tahu tingkat Literasi Investasi Generasi Milenial Indonesia? Bila dilihat dari datanya, Negara kita termasuk negara dengan tingkat literasi Investasi yang rendah.
Investor Pasar Modal Indonesia saat ini berjumlah 3.348.396 orang, berdasarkan data dari  PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per 16 Oktober 2020. Jumlah ini meningkat dari waktu ke waktu. Akan tetapi, jumlah ini terbilang sangat sedikit, hanya 1,3 % dari jumlah keseluruhan penduduk Negara Indonesia, 268.583.016 jiwa. Jumlah tersebut masih kalah jauh dari Negara-negara lain dengan prosentase investor yakni diatas 20%, bahkan di Amerika Serikat mereka mengklaim 50% dari jumlah penduduk mereka telah berinvestasi.
Terhitung tahun ini banyak Investor Asing yang mengambil dana-nya dikarenakan kepanikan karena pandemi. Hal ini mengakibatkan Saham-saham turun harganya karena turunya keepercayaan Investor. Ekonomi Negara pun kian terseok-seok.Â
Apabila Indonesia memiliki banyak Investor dari dalam Negeri, pasti Ekonomi Negara akan  tetap stabil walupun ditinggal Investor Asing.
Dari sinilah pentingnya Generasi Muda Bangsa untuk "Melek Investasi".
Dengan berinvestasi di Pasar Modal kita akan mendapatkan banyak keuntungan. Kita bisa menginvestasikan modal kita dengan jumlah minimal yang cukup terjangkau, kisaran 10 ribu sudah bisa berinvestasi. kita juga mendapatan return Investasi, dan yang tak kalah pentinga kita  juga turut membangun dan menjadi penggerak ekonomi bangsa.
Lalu, Bagaimana cara Generasi Muda  agar bisa berinvestasi?Â
Yang pertama, kita harus tahu apa saja Instrumen Investasi Pasar Modal Indonesia. Karena banyak investasi bodong yang marak ditemui ditengah masyarakat. Mereka menjajikan return keuntungan yang besar dengan waktu yang singkat, akan tetapi pada akhirnya mereka akan kehilangan banyak modal yang telah dikeluarkan.Â
Instrumen Investasi pasar Modal ada reksadana, obligasi, pasar uang, ritel, dan juga saham.Â
Yang kedua, kita harus tahu resiko masing masing disetiap Instrumennya. Semakin besar keuntungan yang ditawarkan dari setiap instrumen, semakin besar pula resiko nya. Misalnya, Instrumen pasar uang merupakan instrumen dengan resiko yang rendah, karena return yang diberikan sangatalah rendah kisaran 7% pertahunya. Intstrumen Saham menawarkan return yang tinggi akan tetapi resikonya juga tinggi.
Yang Ketiga, mendaftar dipialang pasar modal, seperti sekuritas saham, reksadana dan lainya.Â