Mohon tunggu...
Alamsyah Nur
Alamsyah Nur Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dodi Diminta Terbuka dengan Kritik

19 Februari 2018   16:50 Diperbarui: 19 Februari 2018   17:02 591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanggapan seolah santai tapi penuh pesan sinis dan beraroma marah dari Dodi Reza Alex atas kritik Herman Deru kepadanya ditanggapi dingin oleh Relawan HDMY sekaligus aktivis Relawan Sumsel Bersatu, Budi. Ia mengatakan pejabat publik jangan tipis telinga, harus terbuka dengan kritik. Apalagi kritiknya berdasarkan data. Hal ini disampaikan Budi saat diminta tanggapannya atas berita yang disebar beberapa media online kemarin (17/2).

Sebelumnya, tersebar diberbagai media kalau Dodi Reza mempertanyakan kenapa Herman Deru usil dengan prestasi dirinya. Dikatakannya, dari 14 penghargaan yang dia peroleh, semua berkait dengan kemajuan yang dicapai Muba di bawah kepemimpinannya.

Dodi yang dilantik sebagai Bupati Musi Banyuasin periode 2017-2022 pada Senin, 22 Mei 2017, sembilan bulan lalu mengklaim telah memiliki segudang prestasi. Berbagai publikasi mengenai penghargaan yang diraihnya digenjot sedemikian rupa padahal menjabat baru seumur singkong.

Dodi bahkan menasihati Herman Deru untuk tidak menyerang hasil kerjanya. Lebih keras Dodi mengejek Herman Deru sebagai orang yang, karena kita tidak punya pekerjaan, lantas coba-coba peruntungan lagi dengan mencalonkan diri untuk menjadi seorang gubernur. Demikian media-media itu menulis.

Menanggapi sindiran Dodi itu, Budi balik bertanya, mana keberhasilan di Muba itu? IPM ada dibawah rata-rata provinsi dan nasional, itu nyata. Lalu kemiskinan ada diatas rata-rata provinsi dan nasional, artinya Muba lebih miskin dari Sumsel dan lebih miskin dari Indonesia, itu data yang bicara. Ini baru sembilan bulan menjabat digambarkan seolah sudah seperti maju melesat dahsyat bertabur penghargaan. Menurutnya, pilkada adalah ajang adu konsep, debat progam. Bagi yang sedang menjabat, sudah wajar kalau kepemimpinan dan programnya dikritik.

Budi mengingatkan Dodi, di seluruh dunia juga begitu, para calon yang sedang menjabat akan dikritik. Itu namanya dialektika politik. Ya dijawab saja, tidak perlu marah, apalagi sampai bilang mencoba peruntungan. Jangan-jangan malah sebaliknya. Coba kalau aturan lama berlaku, seorang bupati menjabat harus mundur jika maju di pilgub, yang bersangkutan apa akan ikut maju? Ini kan maju karena kalau kalah bisa balik lagi jadi bupati.

Budi mengajak semua pihak berkepala dingin. Menurutnya, sangat indah jika debat terjadi dan dialektis. Beda mengkritik dengan menghina. Dikritik jangan marah. Apalagi mengadu ke orang tua. Budi meminta semua pihak untuk menjaga agar suasana kondusif. Pilkada harus sukses, damai, aman, luber dan jurdil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun