Mohon tunggu...
Alamsyah Nur
Alamsyah Nur Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dodi Gunakan Institusi Kampus untuk Dongkrak Elektabilitasnya

27 November 2017   18:19 Diperbarui: 27 November 2017   18:28 2194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Licik, itulah satu kata yang tepat untuk menggambarkan sifat Dodi Reza Alex dalam menghadapi Pemilihan Gubernur Sumatra Selatan 2018. Ia sampai menggunakan institusi kampus, yakni lembaga riset Institute for Social Studies dari Fisip Universitas Islam Negeri (UIN) Rraden Fatah untuk mendongkrak elektabilitasnya.  

Sebagaimana diberitakan oleh republika.co.id, pekan ini, lembaga ISS melakukan survei tentang elektabilitas Cagub Sumsel. Dari 11 nama yang disurvei, ISS menempatkan nama Dodi Reza Alex sebagai kandidat paling diunggulkan untuk memenangkan Pilgub Sumsel.

Elektabilitas Dodi mencapai angka 18%, kemudian Ishak Mekki 12%, Syahrial Oesman 8%, Herman Deru 6%, Saefudin Aswari Rifa'I 4%, Giri Ramanda Kiemas 1%, sisanya 0%, dan 47% tidak menjawab.

Dilihat dari hasil surveinya, jelas itu pesanan Dodi. Karena dibandingkan dengan hasil survei sepanjang tahun 2017, dari berbagai lembaga survei tidak ada yang menempatkan nama Dodi Reza Alex diurutan pertama.

Lembaga Survei Indonesia (LSI) misalnya. Dalam surveinya yang dilakukan pada bulan Juni 2017, elektabilitas Herman Deru paling tinggi dengan 21,9%, kemudian Dodi Reza Alex 17,6%, Ishak Mekki 15,7 %, Syahrial Oesman 9,8 %, dan Aswari Riva'i 5,7%.

Kemudian Lembaga Polmark Research Center. Berdasarkan surveinya pada bulan agustus 2017, nama Herman Deru berada diurutan petama dengan suara 14,25, Syahrial Oesman 6,2%, Dodi Reza Alex 4,4%, Saifudin Aswari Rivai: 2,8%
Eddy Santana Putra: 2,3%, dan Ishak Mekki: 2,1%.

Lalu CEO Ipol Indonesia. Berdasarkan surveinya pada Oktober 2017, nama Herman Deru masih unggul dengan 15 %, Dodi Reza Alex 13,37 %, Ishak Mekki 11,09 %, Aswari Rivai 7,65 %, Syahrial Oesman 4,45 % dan Giri 3,237 %.

Jadi hasil survei ISS itu pantas diragukan. Pertanyaannya, apa yang membuat Dodi sampai menggunakan institusi akademik untuk mendongkrak elektabilitasnya?

Kekalahan Dodi menurut berbagai lembaga survei itulah alasannya. Meski Dodi anak dari Gubernur petahana Alex Noerdin dan kini ia menjabat sebagai Bupati Musi Banyuasin, tapi bukan menjadi cagub yang diunggulkan. Karena itu ia mencari legitimasi dari kalangan akademis bahwa dirinya layak jadi gubernur.

Yah, keunggulan dirinya menurut survei ISS itu akan dijadikan Dodi sebagai bahan kampanye bahwa menurut kalangan terdidik, dirinya pantas menjadi gubernur.

Jika Dodi kita anggap sebagai cagub  yang licik. Maka, kepada ISS kita anggap prihatin. Bagaimana tidak, sekelas ISS, lembaga riset kampus yang harusnya terbebas dari kepentingan politik tertentu, justru mau dimanfaatkan oleh calon tertentu.

Sungguh disayangkan, bukan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun