Mohon tunggu...
Alamsyah Marwan Hamdi
Alamsyah Marwan Hamdi Mohon Tunggu... Administrasi - Alamsyah ,SE bekerja sebagai Freelencer

Alamsyah,SE Jl. Pendreh KPR BTN Km 2, no.4b Rt.33b Rw.009 Muara TEweh

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Dilema antara Memaafkan Orang Lain dan Hukuman Sebagai Pelajaran

29 April 2023   20:31 Diperbarui: 30 April 2023   12:36 1448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita di anjurkan untuk memberi maaf kepada orang yang  berbuat salah kepada kita,apalagi di momen lebaran atau setelah lebaran .

Tapi apakah memberi maaf itu hanya sebatas mengatakan, memaafkan kepada yang meminta maaf ,lalu bersalam-salaman?

Mungkinkah semudah itu ,yang merasa di curangi,dizalimi ,dianiaya dan semacamnya  dapat memberi maaf?

Kalau setiap orang yang  berbuat kesalahan ,selalu dimaafkan ,apakah nantinya orang-orang akan dengan mudah melakukan perbuatan yang semena-mena terhadap orang lain?Apakah  tidak perlu pembelajaran itu?

Setelah itu  lantas semuanya bereskah.?

Ya,memang  memberi maaf itu sebuah pilihan.Apakah mau memberi maaf atau tidak,tapi bila   memberi maaf itu  tentu lebih baik.

Dalam buku yang  berjudul JALAN RAHMAT Mengetuk Pintu Tuhan yang ditulis oleh Dr.Jalaluddin Rakhmat,M.SC pada halaman 129-130 ,diungkapkan ayat Al-quran dan Hadist berkenaan dengan permohonan maaf itu. Disini saya hanya mengemukakan beberapa ayat Al-Qur'an dan sebuah Hadits Nabi Muhammad Saw. 

Adapun ayat Al-quran tersebut adalah, sebagaimana Firman Allah Swt :

1.  "Dia (yusuf) berkata 'pada hari ini tidak ada cercaan terhadap kamu,mudah-mudahan Allah mengampuni (kamu),dan Dia adalah Maha Penyayang diantara para penyayang',"(QS. Yusuf 12:92)

Ayat di atas berkenaan dengan pemberian maaf oleh Nabi Yusuf kepada saudara-saudaranya yang  berbuat zalim dan iri dengki kepadanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun