Mohon tunggu...
Alamsyah Levinus
Alamsyah Levinus Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Menulis artikel Kristen

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Berhala (Menelusuri Iman Kristen)

23 Desember 2022   23:41 Diperbarui: 24 Desember 2022   00:35 969
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Oleh: Alamsyah I. Levinus.

Abstrak.

Berhala adalah objek yang berbentuk makhluk hidup atau benda yang didewakan, disembah dan dipuja yang dibuat oleh tangan manusia. Kata berhala dalam Kamus adalah sebagai kata benda memiliki arti patung dewa atau segala sesuatu yang didewakan. Kata berhala kemudian meluas menjadi makhluk atau benda (matahari, bulan, malaikat, hewan) apa saja yang disembah selain perintah Allah adalah termasuk dalam kategori berhala. Dengan kata lain, berhala adalah segala sesuatu, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat yang dianggap lebih dari Tuhan. 

Memberhalakan artinya: rasa suka seseorang terhadap sesuatu melebihi rasa sukanya kepada Tuhan. Misalnya lebih takut kepada seseorang atau benda, dibanding rasa takut kepada Allah, atau lebih mencintai seseorang atau benda, dibanding cintanya kepada Allah. (Kamus Besar Bahasa Indonesia).

Pendahuluan.

Di akhir Zaman ini, secara tidak langsung, manusia diperhadapkan dengan berbagai jenis penyembahan berhala. Hal ini juga memberi dampak terhadap iman orang percaya yang tidak sungguh-sungguh mengikut Tuhan, sehingga hal itu akan menjejaskan kesihatan imannya. Kata "Berhala/Idol" dalam Alkitab Perjanjian Baru dan Septuaginta merupakan terjemahan umum kata Yunani  - EIDLON, diterjemah secara harfiah mengandung arti patung atau rupa-rupa yang disembah (diberhalakan). Dalam arti kata Memberhalakan adalah suatu perasaan rasa suka terhadap sesuatu melebihi rasa sukanya kepada Tuhan Allah.

Mungkin ada orang yang berpikir bahwa pada zaman modern, penyembahan berhala sudah tidak lagi menjadi trend, pemikiran seperti ini berasumsi bahwa pada zaman modern pola pikir manusia sudah semakin terbuka terhadap hal-hal yang berhubungan dengan kepercayaan (Keyakinan). Penulis berpendapat bahwa, justru di zaman yang serba modern, pikiran manusia semakin terbuka untuk melegalisasi segala macam bentuk penyembahan sehingga tidak mustahil akan menghasilkan pemujaan yang salah, yaitu penyembahan berhala. 

Linawati Santoso menulis dalam renungan hariannya mengenai berhala zaman modern. Bahwa "berhala zaman modern menyangkut cinta uang,cinta harta,cinta terhadap manusia,cinta terhadap pekerjaan,cinta terhadap diri sendiri yang melebihi cinta terhadap Tuhan ALLAH. Persekutuan ibadah dapat menjadi berhala akhir zaman jika kita tidak dapat mengerti arti sesungguhnya dalam ibadah. kita tidak fokus pada Kristus, tetapi kita lebih suka menonjolkan sesuatu dalam ibadah sehingga hati kita tidak terarah kepada Kristus dalam ibadah.

Puji-pujian, tari-tarian,muzik,pakaian,aksesori dll dapat menjadi berhala jika hati kita tidak dipenuhi oleh Allah." (Renungan Harian.- mengenal, mengasihi, dan memuliakan Tuhan setiap hari. Diterbitkan hari Rabu, 29 Agustus 2018. Ditulis oleh Linawati Santoso).

Pendapat diatas sangat benar dan (Mungkin) sedang terjadi dalam hidup manusia masa kini, juga sebaliknya akan menjadi semakin parah jika hal ini sedang terjadi dikalangan orang percaya. Mengapa seperti itu? karena penyembahan terhadap hal-hal yang bukan utama dalam pembangunan iman akhirnya akan menjadikan peribadi tersebut semakin jauh dari hadirat Allah.

Sejarah penulisan Kitab Taurat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun