Mohon tunggu...
Alamsyah KalamRahmatullah
Alamsyah KalamRahmatullah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Teknik Industri Universitas Airlangga

Menyukai beberapa hal yang bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kurangnya Pemahaman Masyarakat Indonesia terhadap Suatu Masalah yang Viral

5 Juli 2022   22:45 Diperbarui: 9 Juli 2022   13:20 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber https://asset.kompas.com/

Aare atau Aar adalah sungai yang terletak di Swiss. Sungai Aare memiliki panjang sebesar 295 km. Sungai ini mengalir dari Kanton Bern, mengalir melewati Brienzersee dan Thunersee, lalu bertemu dengan sungai Rhein di dekat kota Waldshut, Jerman.

Pada 2017, UNESCO menetapkan bahwa berenang di Sungai Aare masuk dalam daftar tradisi, dan karenanya merupakan bagian dari warisan budaya tak benda Swiss. Di sungai ini, banyak masyarakat melakukan aktivitas berenang dan arung jeram. Bahkan rekor dunia tercipta pada 2012 untuk kegiatan arung jeram, ketika total 1.244 orang secara bersamaan mengarungi sungai tersebut dengan perahu karet, dari Kiesen ke Eichho.

Emmeril Khan Mumtadz, Putra Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, dikabarkan hanyut di Sungai Aare, Bern Swiss, pada Kamis, 26 Mei 2022. Duka yang sangat dalam dialami oleh keluarga dekat Emmeril Khan sampai masyarakat Indonesia yang mengetahui bahwa putra sulung dari Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil tenggelam di sungai Aare, Bern Swiss.

Banyak yang mengucapkan bela sungkawa melalui media sosial seperti Instagram dan Twitter yang langsung viral tentang tenggelamnya Emmeril. Setelah berhari-hari hilang tanpa jejak masyarakat Indonesia terus mendoakan yang terbaik untuk Emmeril dan juga usaha yang berlanjut mencari Emmeril.

Namun, hal unik terjadi ketika masyarakat mengetahui bahwa Emmeril Khan tenggelam, ada yang mendoakan ada pula yang menghujat sungai Aare dengan memberikan rating buruk sampai memberikan komentar buruk dan juga ada yang melapak ada yang mengunggah gambar barang dagangan seperti stroberi, ikan mentah, hidangan pencuci mulut (dessert), hingga sepeda motor seken di Google Maps Sungai Aare dengan memanfaatkan momen banyaknya pengunjung di Google Maps Sungai Aare.

Beberapa komentar yang dilontarkan "Serem euy harusnya ada larangan mandi di sungai," tulis seorang warganet dengan akun Coconut Island yang memberikan bintang 1, "Gak selamanya yang cantik dan indah itu menyenangkan..." komentar Muhammad Wahid Saputra, dan ada juga yang mengaitkan dengan hal mistis dengan komentar "Sungainya cantik dan bersih tapi sayangnya ada penunggunya lalu minta tumbal".

sumber https://cdn-image.hipwee.com/
sumber https://cdn-image.hipwee.com/

Tenggelamnya Emmeril dapat juga disebabkan oleh beberapa faktor seperti mungkin kurangnya informasi dan juga larangan yang harusnya ada pada disisi sungai agar pengunjung dapat lebih berwaspada sebelum berenang di sungai Aare.

Tidak ditemukannya setelah berhari-hari ilang dapat disebabkan oleh air yang dingin melansir dari laman Bern.com, suhu air yang ada di Sungai Aare, Swiss mencapai 14,5 derajat celcius pada hari ini, Jumat 27 Mei 2022, sehingga dapat menjadi salah satu penyebab tenggelamnya Emmeril yang dapat menyebabkan keram mendadak serta mungkin yang menyebabkan karena jasad Emmeril tidak cepat ditemukan dan mengambang ke permukaan air karena air dingin dapat membuat jasad seperti dibekukan.

Namun, walaupun netizen Indonesia memberikan rating buruk serta komentar yang tidak relavan ini menunjukkan kepedulian yang besar terhadap Emmeril bahwa persatuan dan kekeluargaan masyarakat Indonesia masih cukup kuat hanya saja caranya yang salah sehingga hanya diperlukan edukasi yang baik bagaimana cara memahami suatu masalah dengan baik, dengan begitu masyarakat Indonesia akan lebih maju tetapi tetap memiliki persatuan yang kuat.

sumber: kapanlagi.com
sumber: kapanlagi.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun