Mohon tunggu...
Alamsyah M. Djafar
Alamsyah M. Djafar Mohon Tunggu... -

Menulislah hingga masa dimana kita tak bisa lagi menulis. http://alamsyahdjafar.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Maksiat

10 Juli 2012   09:12 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:06 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Cerpen Alamsyah M. Dja'far

“Sudah dengar mimpi aneh Ustaz Nasrullah?”
“Mimpi? Belum. Mimpi apa?”
“Ustad Nasrullah pernah bermimpi melihat orang-orang pulau penuh sesak shalat berjemaah di masjid”

“Apa anehnya? Bagus bukan masjid jadi ramai? Itu perintah agama.
“Ya, tapi imam shalat dan para jemaah telanjang bulat!”

Rahim berhenti sejenak. Diliriknya Rufiah sekelebatan. Wajah isterinya itu mengkerut mirip orang kena gendam.

“Apa artinya?” tanya Rufiah penasaran. Rona mukanya seperti ketika bertanya berapa banyak Rahim dapat tangkapan ikan.

“Itu teguran untuk tokoh agama dan orang-orang pulau yang membiarkan kemaksiatan di pulau ini!” Rahim melanjutkan ceritanya sembari melempar pandangan keluar rumah, pada lalu lalang muda-mudi asal Jakarta berbusana minim, kuyup, cekikikan, menenteng jaket penyelamat dan sepatu katak.

“Kemaksiatan?”

“Ya, kemaksiatan. Itu makanya mereka semua shalat tapi telanjang. Sebab merka membiarkan orang-orang yang datang ke sini mengumbar aurat?”

Kumandang azan bergema dari tengah kampung menghentikan obrolan suami-isteri ini. Gemanya merambat ke arah timur dibawa angin.

Di pulau berpenduduk empat ribu jiwa itu, Rahim satu di antara orang yang tak setuju jika tanah kelahirannya jadi tujuan wisata.

“Lama-lama pulau kita bisa seperti Bali. Orang-orang hidup seenaknya. Kumpul kebo jadi biasa! Seperti tak punya agama saja! Lantas bagaimana masa depan anak cucu kita? Orang-orang itu hanya buat pulau kita tempat maksiat. Kita tak tahu apa mereka itu suami isteri atau bukan. Masa kita biarkan?” tanya Rahim kepada Sodikun suatu ketika di serambi masjid selepas Isya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun