Mohon tunggu...
Alamsyah Cahyo
Alamsyah Cahyo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya adalah seorang mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta

Saya adalah seorang mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Haruskah Kita Beralih dari Mobil Bertenaga BBM ke Mobil Bertenaga Listrik?

15 Oktober 2021   23:34 Diperbarui: 15 Oktober 2021   23:36 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pada zaman sekarang ini masih terdapat banyak sekali kendaraan yang masih menggunakan bensin. Bensin merupakan salah satu hasil dari pengolahan minyak bumi. Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), jumlah cadangan minyak bumi sebesar 4,77 miliar barel dan apabila tidak dilakukan eksplorasi, cadangan tersebut akan habis dalam waktu 9 hingga 15 tahun. Karena itu, secepat mungkin kita harus mengganti penggunaan BBM ke sumber energi lain, seperti energi listrik.

Penggunaan BBM menghasilkan berbagai macam gas yang dapat berdampak buruk bagi lingkungan dan juga manusia. Pada masa pandemic ini, dikabarkan bahwa lapisan ozon yang sebelumnya mengkhawatirkan, menjadi membaik. Hal ini dikarenakan pada masa pandemic ini mengharuskan masyarakat untuk sangat mengurangi aktivitas di luar rumah. Dikarenakan hal tersebut, jumlah kendaraan yang keluar saat masa pandemic ini pun menurun sangat drastis. Kita dapat mengambil kesimpulan, bahwa salah satu penyebab rusaknya lapisan ozon dikarenakan oleh gas yang dihasilkan oleh kendaraan berbahan bakar BBM.

Berbeda dengan kendaraan berbahan bakar listrik yang hanya menghasilkan emisi gas karbon yang bahkan lebih rendah dari 25%. Kendaraan berbahan bakar listrik juga lebih hemat energi dibandingkan kendaraan berbahan bakar bensin, contohnya tarif bensin per 1 liter mencapai Rp 7.000 – Rp 8.000 sedangkan tarif listrik per 1 kWh berkisar pada Rp 1400-an saja. Perawatannya pun terbilang lebih mudah dibandingkan kendaraan berbahan bakar bensin, contohnya kendaraan berbahan bakar listrik tidak perlu mengganti oli mesin. 

Tentu saja dibalik kelebihan yang dimiliki oleh kendaraan berbahan bakar listrik, dia juga masih memiliki berbagai kekurangan. Beberapa kekurangan dari kendaraan berbahan bakar listrik yaitu, stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) masih sangat terbatas jumlahnya dan jika ingin melakukan pengisian / charge di rumah, memerlukan daya listrik yang besar dan membutuhkan waktu yang cukup lama agar baterai dapat terisi penuh kembali. 

Kekurangan lainnya adalah harga kendaraan listrik di Indonesia masih terbilang cukup mahal, dikisarkan harga termurah dari mobil listrik adalah Rp 600 juta. Kekurangan berikutnya ialah bengkel yang tersedia juga masih belum banyak, hanya tersedia bengkel resmi untuk menanganinya. 

Oleh karena itu, jika kita ingin setidaknya memperpanjang estimasi waktu cadangan minyak bumi yang sudah sangat sedikit ini, kita sudah harus memulai mengganti mobil bertenaga bensin kita menjadi mobil bertenaga listrik, atau mungkin pemerintah mengeluarkan undang-undang yang dapat menekan jumlah mobil berbahan bakar bensin agar tidak bertambah banyak lagi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun