Patut dibanggakan. Universitas Pertahanan mencetak 296 mahasiswa pasca sarjana dengan gelar Magister Pertahanan (M.Han) pada tahun 2018 ini. Ini juga sekaligus menandakan bahwa Universitas Pertahanan kembali mencetak para kader intelektual Bela Negara.
Dimana upacara prosesi wisuda tersebut dihadiri Sekjen Kementerian Pertahanan Kemhan Marsdya TNI Hadiyan Sumintaatmadja yang mewakili Menhan Ryamizard Ryacudu dan didampingi Rektor Unhan Mayjen TNI Dr. Yoedi Swastanto di Kampus Unhan pada Kamis (22/3/2018).
Tentu saja, dengan bekal imu yang diperoleh semoga dapat diimplimentasikan di masyarakat dan selalu berusaha untuk meningkatkan kompetensi dan kinerja sehingga dapat membangun kekuatan pertahanan negara untuk menangkal ancaman.
Yang pasti alumni Unhan diharapkan bisa menjadi unsur terdepan dalam memberikan masukan baik dalam bidang pengkajian dan konsep-konsep kebijakan pertahanan negara maupun dalam implimentasi kebijakan.
Kita semua berharap dengan adanya kader bela negara intelektual tersebut dapa memacu dan menjadi motivator bagi peningkatan kesadaran bela negara  setiap warga negara. Yang pasti bukan saja unggul dalam bidang pengetahuan, namun juga memiliki jiwa patriotism dan cinta tanah air.
Kita mengetahui, bahwasanya Bela Negara saat ini mentargetkan 100 juta warga negara yang menjadi kadernya. Ini merupakan ambisi yang harus kita dukung secara rasional dan memberikan keyakinan yang tinggi bahwa apa yang ditargetkan tersebut adalah sesuatu yang akan terealisasi.
Apalagi saat ini telah ada puluhan juga kader bela negara yang telah diterpa pelatihan bela negara, pemahaman tentang cinta tanah air, patriotisme, pemahaman tentang Pancasila, UUD 1945 dan juga pemahaman tentang pertahanan dan dampak dari globalisasi.
Ini merupakan sesuatu yang penting dan menjadi dasar bagi kita semua untuk terus mendukung program Bela Negara yang digagas pemerintah, terutama Kementerian Pertahanan. Kita mengetahui bahwa ancaman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini sangatlah banyak. Mulai dari tantangan ancaman narkoba yang mengancam dan  hampir setiap hari muncul pemberitaan soal narkoba tersebut.
Ancaman lainnya adalah proxy war yang bisa saja terjadi di depan mata. Karena akibat dari arus globalisasi kekinian yang terjadi. Hal ini perlu kita lihat sebagai bagian dari ancaman yang bisa saja mengerus pemikiran masyarakat di Indonesia. Karena itulah penting adanya pemahaman dan pendalaman tentang Bela Negara. Sehingga kita bisa melihat bahwasanya Bela Negara merupakan sesuatu yang bisa menyadarkan setiap masyarakat Indonesia.
Karena itulah. Menurut saya sangatlah penting bagi setiap warga negara di Indonesia menjadi kader bela negara. Kader bela negara tidak hanya dari keluarga TNI dan Polri, namun juga dari semua warga negara lintas profesi. Baik dia pegawai BUMN, pegawai perbankan, pekerja swasta, dokter, bidan, perawat, mahasiswa, pelajar, wartawan, dosen, PNS dan partai politik serta ormas. Siapapun bisa menjadi kader bela negara. Dan menurut saya setiap orang penting menjadi kader bela negara.
Karena itulah. Mari kita dukung 100 juta kader bela negara di Indonesia dan saya meyakini bahwasanya realisasi tersebut akan tercapai. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H