Saya mulai mengenal konferensi internasional ketika kuliah di Department of Learning Design and Technology (sebelumnya Educational Technology), University of Hawaii at Manoa. Mempersiapkan presentasi di konferensi internasional menjadi salah satu topik penting dalam kuliah seminar doktoral di program yang saya tempuh.Â
Cara-cara membuat proposal, memilih konferensi yang tepat, melakukan penyerahan proposal ke konferensi, menanggapi saran dan rekomendasi dari mitra bestari (reviewer), termasuk melakukan review terhadap proposal dijadikan sebagai materi dalam kuliah seminar tersebut.Â
Pengajar di program doktoral kami juga dengan terbuka siap bekerja sama dalam melakukan kolaborasi penelitian.
Pada tahun 2010, di semester kedua saat menjadi mahasiswa doktoral, proposal yang saya serahkan ke Global Learn Conference diterima untuk dipresentasikan di Penang, Malaysia. Global Learn Conference merupakan salah satu konferensi yang dikelola oleh Association for the Advancement of Computing in Education (AACE).Â
Tahun ini, Global Learn diselenggarakan di New Jersey 10-12 Juli 2019 dan Tanzania, 16-17 Â Desember 2019.
Selain paper saya, paper yang ditulis secara kolaborasi oleh teman-teman saya berjudul Planet Gardner: An Educational Game in a Multi-User Virtual Environment (MUVE) dan beberapa proposal lain yang ditulis profesor kami juga diterima untuk presentasi.Â
Walaupun belum berangkat, saat mengetahui bahwa akan banyak mahasiswa dan profesor dari program kami yang akan menuju Penang, konferensi ini telah terasa sangat seru.
Saya ingat, paper untuk konferensi ini berhasil saya tulis setelah berkali-kali bolak-balik ke writing center kampus untuk mendapatkan saran. Maklumlah, waktu itu dan juga sampai sekarang, bahasa Inggris saya masih sangat kacau. Melalui bimbingan dari para mentor di writing center dan juga bantuan teman-teman sekelas, saya belajar banyak sekali mengenai cara-cara menulis yang baik di dalam bahasa Inggris.
Selain berbekal paper, untuk dapat mengikuti presentasi tersebut saya juga membutuhkan uang yang tidak sedikit. Saya mencoba mengajukan kepada penyandang dana beasiswa untuk mencairkan Professional Enhancement Fund.Â
Pihak penyandang dana tidak bersedia mencairkan seluruh dana yang saya miliki. Alasannya, studi doktoral saya masih sangat panjang dan saya baru memulai studi.Â