Panca indera kita memiliki kemampuan untuk menangkap berbagai stimulus yang kemudian akan diteruskan oleh syaraf kepada otak kita. Kemampuan menangkap stimulus tersebut telah menjadi tugas alamiah tubuh kita yang sering tidak lagi kita sadari.
Observasi di dalam penelitian adalah kegiatan secara sadar menggunakan indera kita, terutama mata, untuk secara teliti mencermati informasi penting yang ada pada lokasi dan subjek penelitian.
OBSERVASI BEBAS
Obervasi dapat dilakukan secara bebas dan dapat pula secara terstruktur. Observasi secara bebas/tidak terstruktur memiliki banyak kesamaan dengan pengamatan yang kita lakukan sehari-hari yang tidak secara khusus dilakukan untuk penelitian.
Namun, observasi secara bebas bisa dipahami sebagai mengamati gejala, peristiwa, perilaku, objek, dsbnya tanpa terlebih dahulu menyiapkan panduan pengamatan.
Observasi bebas tetap harus dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian. Jika tidak maka hasil pengamatan tidak akan ada mengumpulkan data yang berguna untuk menjelaskan masalah atau isu yang akan dicarikan penyelesaiannya dalam penelitian.
Contoh-contoh yang disajikan berikut ini akan memperjelas cara melakukan observasi bebas.
Contoh Observasi Bebas
Penelitian 1.Â
Penelitian ini bertujuan ingin mengetahui penyebab pejalan kaki di Kota A tidak suka menggunakan jembatan penyeberangan yang disediakan oleh pemerintah kota.
Peneliti kemudian menentukan sampel acak sebanyak 5 lokasi yang memiliki jembatan penyeberangan untuk diamati. Setiap lokasi dikunjungi sebanyak tiga kali pada waktu yang berbeda (pagi, siang, dan malam). Pengamatan dilakukan selama 90 menit untuk setiap kunjungan.
Saat berada di lokasi peneliti mengamati perilaku pejalan kaki. Peneliti juga mengambil foto dan video para pejalan kaki tersebut. Perilaku yang unik dan penting segera peneliti catat pada sebuah buku kecil atau narasi suara direkam dengan menggunakan HP.
Setelah menyelesaikan durasi waktu pengamatan yang ditentukan, peneliti segera mencari tempat yang nyaman untuk merapikan catatan lapangan, membuat transkripsi rekaman, melakukan anotasi terhadap foto, dan melabeli cuplikan rekaman video dengan kata kunci sebagai nama berkas.
Penelitian 2.
Penelitian ini bertujuan mengetahui perilaku berbelanja ibu-ibu di pasar tradisional M menjelang hari raya. Pada pengamatan ini, selain melihat, peneliti juga bisa mendengar percakapan para pembeli dan penjual di pasar tradisional.
Peneliti menetapkan kunjungan ke pasar pada pagi hari antara pukul 6 sampai dengan pukul 7. Kunjungan dilakukan dua kali seminggu selama satu bulan. Kunjungan hari pertama setiap minggu dilakukan pada salah satu hari kerja dan kunjungan kedua pada akhir pekan. Hari kunjungan ditentukan secara acak sesuai waktu luang yang dimiliki peneliti.
Peneliti dapat saja menyiapkan alat perekam suara berukuran kecil yang disimpan pada saku dan terus dibiarkan menyala selama peneliti berkeliling di pasar.
Selama berkeliling, peneliti perlu berusaha mengingat beberapa inti pembicaraan penting antara penjual dan pembeli. Peneliti kemudian dapat mencari tempat yang sesuai untuk mengambil foto dan segera mencatat informasi penting pada buku atau merekam narasi dengan hp.
Keramaian pasar bisa saja menyulitkan bagi peneliti untuk mengambil foto. Jika pengambilan foto tidak dimungkinkan, maka peneliti perlu mencoba mengingat suasana yang dialami, kesan-kesan penting selama kunjungan, dan perilaku unik penjual dan pembeli.
Transkripsi atau penulisan catatan lanpangan harus segera dilakukan setelah peneliti keluar dari pasar. Kondisi pasar dapat saja secara psikologis mempengaruhi kemampuan mengingat peneliti. Infomasi penting bisa saja terlupakan jika tidak segera diubah ke dalam bentuk catatan hasil pengamatan.
OBSERVASI TERSTRUKTUR
Observasi terstruktur dilakukan dengan mengacu pada panduan observasi yang dibuat sebelum menuju lokasi. Pengumpulan informasi dibatasi hanya pada indikator yang ditetapkan pada panduan yang dibuat.
Contoh Observasi Terstruktur
Penelitian 1.
Penelitian ini bertujuan mengetahui gerak-gerik pemelajar pada saat berdiskusi kelompok yang difasilitasi dengan sebuah poster berukuran A3. Peneliti membuat panduan observasi dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
- Bagaimana posisi duduk/berdiri para pemelajar?
- Apakah selama diskusi ada posisi lainnya selain duduk/berdiri?
- Bagaimana gerakan tangan para pemelajar?
- Apakah pemelajar melakukan gerakan atau tindakan tertentu saat berbicara kepada teman diskusinya?
- Apakah ada pemelajar yang tidak terlibat dalam kegiatan diskusi?
- dstnya (Jumlah indikator disesuaikan dengan tujuan dan rumusan masalah penelitian.)
Selama pengamatan, peneliti langsung mencatat hasil pengamatannya pada instrumen yang telah disiapkan. Selain mengamati secara langsung, peneliti juga bisa memasang sebuah kamera pada posisi tetap di ruangan kelas. Kamera tersebut digunakan untuk merekam kegiatan yang sedang berlangsung.
Penelitian 2.
Tujuan penelitian ini adalah mengamati penggunaan fasilitas perpustakaan oleh mahasiswa di universitas Z. Sesuai dengan tujuan ini, peneliti membuat indikator pengamatan sebagai berikut:
- Kegiatan di lobi utama, jumlah orang, durasi waktu (kurang lebih berapa menit)
- Penggunaan meja dan kursi di ruang baca A, B, dan C selama hari kerja dan akhir pekan.
- Penggunaan mesin fotokopi dan metode pembayaran yang dipilih.
- Penggunaan ruangan latihan presentasi dan diskusi kelompok.
- dst. (Indikator dibuat sesuai dengan tujuan dan rumusan masalah.)
Peneliti kemudian menentukan waktu untuk melakukan pengamatan pada setiap lokasi yang ditentukan. Supaya hasilnya akurat, pengamatan untuk setiap lokasi sebaiknya dilakukan selama beberapa kali. Catatan lapangan bisa dibuat dengan mengacu pada instrumen yang dibuat pada saat berada di lokasi pengamatan.
Penutup
Kedua jenis observasi ini memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Observasi bebas memungkinkan peneliti mengumpulkan lebih banyak informasi, tetapi hasilnya informasi tersebut akan lebih sulit untuk dikelompokkan.
Sementara observasi terstruktur sangat membantu peneliti untuk memusatkan perhatian pada indikator yang telah ditetapkan, namun bisa membuat peneliti justru kehilangan kesempatan memperoleh informasi bermanfaat yang indikatornya tidak tertera pada panduan pengamatan.
Tidak mungkin mencapai kesempurnaan di dalam penelitian. Oleh sebab itu setelah satu penelitian selesai dilakukan, maka dapat dilanjutkan dengan penelitian berikutnya. Jadi buat saja keputusan mengenai jenis observasi yang mampu dilakukan dan berusaha secara maksimal untuk mendapatkan data yang dapat menjawab dengan baik semua masalah penelitian Anda.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H