Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung.
When in Rome, do as as the Romans do.
入乡随俗 (ru xiang sui su) "Menaati Aturan Setempat"
Idiom-idiom tersebut memiliki arti yang sama yakni kewajiban untuk menghargai budaya dan kebiasaan masyarakat setempat ketika kita berada di situ. Dilandasi dengan memahami dan menerapkan prinsip pada idiom inilah, saya berhasil bertahan hidup dan tinggal selama 5 tahun di Honolulu, Amerika Serikat dan juga 5 tahun di Shaoxing, Tiongkok. Meskipun tidak bisa dikatakan mulus, tinggal di kedua negara tersebut dalam waktu cukup panjang bisa saya jalani dengan baik. Banyak kesan dan pesan bermakna yang bisa dijadikan cerita.
Pada tulisan kali ini saya ingin menceritakan tentang komunitas guru asing di Yuexiu. Yuexiu adalah nama universitas tempat saya bekerja di Tiongkok. Yuexiu didukung oleh guru-guru asing untuk mengampu kuliah percakapan dan pengenalan budaya asing kepada mahasiswa. Ada lebih dari 100 guru asing yang saat ini bekerja di Yuexiu. Guru-guru tersebut tidak hanya berasal dari negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris Raya, dan Australia, tetapi juga berasal dari Jamaica, Italia, Mesir, Ukraina, Kazakhstan, Rusia, Chez Republik, Thailand, Jepang, Korea, dan tentu saja Indonesia.
Selain saya, di kampus Yuexiu juga ada teman saya bernama Batari Oja Andini . Teman saya adalah pengajar tetap di Jurusan Bahasa Indonesia. Saya hanya bantu-bantu saja di Jurusan Bahasa Indonesia. Tugas utama saya di pusat bahasa kampus. Pusat bahasa kampus melayani seluruh universitas, terutama dalam pembelajaran dan pengajaran keterampilan berbahasa Inggris.
Guru-guru asing di Yuexiu didukung sepenuhnya oleh komunitas guru asing di Yuexiu. Komunitas ini memberikan dukungan bagi guru-guru untuk dapat beradaptasi terhadap budaya dan kehidupan di Tiongkok. Kampus, melalui Departemen Komunikasi dan Hubungan Kerjasama Internasional, membantu guru-guru asing di Yuexiu mulai dari proses pengajuan visa, penjemputan saat kedatangan, penempatan di apartemen kampus, pengurusan administrasi dan registrasi kependudukan, dan juga mengatasi berbagai masalah yang dihadapi oleh guru-guru asing selama tinggal dan bekerja di Yuexiu.
Selain staf-staf ahli dari kampus, mahasiswa juga dilibatkan sebagai relawan untuk membantu guru-guru asing agar dapat merasa aman dan nyaman tinggal di Tiongkok. Setiap guru asing akan dipasangkan dengan mahasiswa yang bertugas seperti asisten pribadi. Mahasiswa inilah yang menjadi narahubung pertama untuk solusi awal masalah yang dihadapi oleh guru asing Yuexiu.
Komunitas guru asing Yuexiu memiliki beberapa acara tahunan yang sangat menarik. Sebut saja kegiatan pengenalan kampus dan kehidupan di Tiongkok pada awal kedatangan. Ini merupakan momen yang tidak akan dilupakan oleh setiap guru asing yang pernah bekerja di Yuexiu. Tidak jarang, guru-guru asing juga diundang oleh institusi pemerintah kota dan propinsi untuk jamuan makan dan ramah tamah. Ada juga kegiatan rutin tahunan seperti pekan olahraga tingkat kampus, perayaan natal dan tahun baru bersama, dan berbagai jenis perlombaan. Guru-guru asing juga dilibatkan sebagai koordinator berbagai acara. Nonton bareng, latihan Salsa, latihan Yoga, dan kelas Bahasa Mandarin untuk pemula adalah beberapa kegiatan yang dikelola oleh guru asing bagi guru-guru asing lainnya. Saya sendiri pernah menjadi koordinator dan mentor Bahasa Mandarin pada tahun 2016.