KISS itu sangat penting bagi penulis. Penulis yang menggunakan KISS bisa menghasilkan tulisan yang ketika dibaca terkesan "gurih dan renyah" rasanya. Hush!! Jangan keburu ngeres dulu mikirin KISS. KISS yang penulis maksud di sini adalah prinsip penyampaian informasi. Prinsip KISS yang aslinya adalah "Keep It Simple, Stupid!" diperkenalkan oleh Angkatan Laut Amerika Serikat pada tahun 1960. Supaya lebih sopan, di sini KISS akan dipadankan dengan frasa "Keep It Short and Simple".
Pesan yang disampaikan menggunakan prinsip KISS akan lebih mudah dipahami oleh penerimanya. Secara lebih khusus jika pesan tertulis disajikan dengan singkat, jelas, dan mudah dipahami akan lebih cepat memperoleh umpan balik dan meninggalkan kesan. Jadi tidak mengherankan jika banyak pembaca artikel ini pasti merasa nyaman menggunakan Whatsapp, Twitter, Instagram dan media sosial lainnya. Media-media tersebut tanpa kita sadari sudah menjalankan fungsi laten pembelajaran dan penggunaan prinsip KISS.
Menulis dengan prinsip KISS sama sulitnya dengan menulis naskah panjang. Baik penulis pemula maupun penilai veteran akan menghadapi tantangan untuk bisa menerapkan prinsip KISS dalam tulisannya.
Sebagai contoh, penulis A (pemula) dan B (veteran) mendapat tugas menulis biografi. Biografi tersebut harus disajikan dalam bentuk narasi informatif antara 70-100 kata. Penulis A adalah seorang siswa SMA. Biodata tersebut akan dijadikan sebagai bagian dari pengenalan dirinya untuk mengajukan permohonan beasiswa. Penulis B adalah seorang tenaga ahli di bidang kelautan. Ia memiliki lebih dari 12 paten dengan reputasi kerja lebih dari 30 tahun. Biodata tersebut akan digunakan sebagai pengantar dalam seminar di mana penulis B akan menjadi pembicara.
Ada kemungkinan, penulis A akan kebingungan memikirkan kekurangan informasi mengenai prestasi akademik dan non-akademik yang ingin ia sajikan untuk meyakinkan reviewer beasiswanya. Sebaliknya, penulis B justru mendapatkan tantangan untuk memilih aspek penting dari kelebihan informasi yang akan ia tampilkan pada biodata tersebut.
Prinsip KISS dapat menjadi pemandu kedua penulis tesebut untuk menghasilkan biodata yang berkualitas. Tentu saja prinsip ini perlu ditunjang juga dengan kemampuan dalam memilih dan mengolah kata-kata menjadi kalimat naratif informatif. Keterampilan dalam menuangkan informasi dalam bentuk tulisan yang jelas dan meyakinkan perlu dipelajari, dilatih, dan diterapkan secara terus menerus. Jika keterampilan tersebut terus digunakan maka keterampilan itu akan menjadi bagian yang mendarah daging dalam diri penulis.
Berlatih keterampilan menulis itu ada kemiripannya dengan berlatih aktitivas fisik, seperti menari, mengemudi, dan berenang. Semakin tekun dan sering latihan dilakukan maka akan semakin lentur dan elastis penyesuaian dilakukan untuk bermanuver dengan segala tantangan.Â
Perbedaannya adalah kelenturan dan manuver fisik ditunjukkan langsung melalui gerak psikomotorik, sedangkan manuver mental baru akan kelihatan jika tertuang dalam rangkaian kata-kata bermakna di dalam sebuah tulisan. Oleh sebab itu, mari kita mulai tantangan ini dengan semangat untuk berlatih dan jangan lupa pakai prinsip KISS.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H