Mohon tunggu...
Alam Penyair Maya
Alam Penyair Maya Mohon Tunggu... -

pecinta puisi dan syair

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tempa Cahaya

19 Oktober 2011   01:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:47 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

matahari semakin meninggi di puncak cakrawala
rimpuh gala pada sketsa-sketsa wajah tak berwarna
rampai setiap aksara laksana bah di lintang muara
gerai kilah pada temaram waku yang menghamba

entah

jelulur hanya jelujur
kala kembara untai bilur warna
jejakpun menjadi terhambur
pada setiap tempaan nilam cahaya
.
kota salewangang
181011 : 10.50

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun