Mohon tunggu...
Suka Coddo
Suka Coddo Mohon Tunggu... wiraswasta -

coddolah sebelum coddo itu dilarang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Maling! Kisah Sedih di Hari Minggu

9 Oktober 2011   09:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:10 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bang Juki tampak sibuk mondar-mandir di depan TV malam itu. Selain memang berniat begadang demi menyaksikan Barcelona, kesebelasan favoritnya berlaga, Bang Juki juga sedikit terganggu dengan pemberitaan di layar kaca. Sebagai bekas maling kampung yang sempat mendekam dipenjara dua kali karena kepergok nyolong sendal di Surau dan kedapatan mencuri ikan lele di empang Pak ERTE, rasa solidaritas Bang Juki tiba-tiba muncul ketika menyaksikan di layar kaca, seorang Brimob menembak warga sampai kritis karena di duga hendak mencuri getah karet milik PT Lonsum Sumatera di Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba, Sulsel. Padahal, menurut pengakuan korban, ia hanya berniat mengambil sapinya yang kebetulan digembala di area perkebunan karet milik PT London Sumatera. Juleha, istri Bang juki yang sedari tadi memperhatikan gerak-gerik suaminya, datang menghampiri sambil membawa pisang goreng lengkap dengan seduhan kopi kesukaan suaminya. Malam itu, Juleha juga berencana nonton untuk menyaksikan pemberitaan tentang TKI yang diusir dari Malaysia. Anak mereka-Bang Juki dan Juleha-, si Ningnong, sudah tiga tahun menjadi TKI di Malaysia sana. Juleha  sangat khawatir dengan nasib yang bakal menimpa anaknya, terlebih lagi selama ini, si Ningnonglah yang banyak membantu mengepulkan asap dapurnya lewat kiriman duit dari Malaysia sana. Bahkan, TV yang sedang mereka pelototi pun masih hasil kiriman dari si Ningnong, yang dikirim tiga bulan lalu bersama duit dan susu milo. Juleha tidak bisa membayangkan jika si Ningnong betul-betul diusir dari Malaysia. Penghasilan suaminya sebagai  sopir serep angkot tidaklah seberapa. Apalagi, sejak maraknya pemerkosaan yang dilakukan diatas angkot, Bang juki kebanyakan nganggur dan jasanya jarang dipakai lagi oleh sopir lain. Bahaya, kata sopir di pangkalan. Apalagi, Bang Juki punya riwayat kejahatan sebagai maling kampung. Bukan tidak mungkin jika Bang Juki kembali menjadi maling, walaupun kali ini menjadi maling selangkangan! " Bang! bagaimana berita si Ningnong?! apa sudah muncul di TV?!" " Belum, Leha! Abang baru menyaksikan berita penembakan pencurian itu...Kasihan dia...!" " Lho, kok malah kasihan, Bang? pencuri kok dikasihani? dasar..." kalimat Juleha tiba-tiba ngerem, takut menyinggung perasaan suaminya jika tetap di pacu di atas jalan bebas hambatan. " Lho, inikan belum pasti Leha. Dengar sendirikan? pengakuan si korban? dia cuma ingin mengambil sapinya yang kebetulan digembala di perkebunan karet itu. Beda 160 derajat dengan kasus Abang dulu, yang digebukin warga karena kedapatan nyolong sendal. Lagi pula, apa pantas jika nyolong getah karet yang tidak seberapa itu terus di dor? tanpa tembakan peringatan lagi...Huhhh...!" " Iya juga sih Bang! malah, di TV Leha sering tonton pencuri kelas kakap asyik senyum sumringah bersama pengacanya. Tanpa rasa penyesalan, apalagi berdosa. Trus, sudah di penjara pun mereka tetap mendapat diskon masa tahanan! masa tahanan kok dapat diskon ya? kayak di kios Bang Jajang saja! beli beras 10 liter, dapat diskon serebu!"

***

Keesokan harinya, pagi-pagi sekali di hari Minggu, setelah semalaman  Bang Juki dan Juleha puas menonton TV, tiba-tiba Juleha kaget mendengar Bang Juki mencak-mencak. " Kutu kampret! anjing buntung! Leha....Pulsaku ikut digondol malingggggg!" Sambil clingak-clinguk, Juleha menghampiri suaminya yang kaku menatap layar ponsel yang tak lain juga adalah kiriman si Ningnong. " Tapi, bang! pintu dan jendela masih tertutup rapat? malingnya lewat mana ya? lagian, kok maling cuma ngambil pulsa doang, tidak sekalian dengan hape-nya?!" Bang Juki tidak sanggup menjawab, matanya berkaca-kaca melepas kepergian pulsanya yang sekali lagi tak lain dari kiriman si Ningnong! selamat jalan pulsa, semoga engkau tenang di pelukan si maling bangsat itu. Mungkin seperti itulah isi hati Bang Juki, yang tak tahu harus mengadu ke mana, terkait dengan pulsanya yang tiba-tiba digondol maling. Menyewa pengacara? rasanya tidak mungkin. Hari Minggu yang menyedihkan*** ( Catatan : Seorang petani di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan,  menjadi korban penembakan oknum brimob. korban mengalami luka tembak di bagian kanan pinggulnya dan menembus perut. Kejadian berawal ketika korban yang diketahui bernama Ansu, bersama sepupunya Anci hendak ke kebun miliknya Senin 3 Oktober sore. Tetapi, oknum Brimob menduga si korban hendak mencuri getah karet milik perkebunan PT.Lonsum Sumatera, sumber tribun, gambar, geogle)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun