Mohon tunggu...
Dumi asih
Dumi asih Mohon Tunggu... -

anak yang lucu dan alay

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Cerita Rakyat Malin kundang dan Batu menangis

30 November 2014   14:52 Diperbarui: 4 April 2017   18:18 17006
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nama: Dumiasih

Kelas: xi-sci-Da

Judul cerita rakyat: Batu menangis dan Malin kundang

BATU MENANGIS

Dahulu kala ada seorangjanda yang hidup sendiri dengan satu anak perempuannya. Sejak suaminya meninggal janda tersebut menjadi tulang punggung keluarga kecilnya. Ia bekerja sebagai buruh tani, karena ia tidak memiliki sawah, maka ia pun membantu pekerjaan sawah orang lain.

Semakin lama anaknya semakin dewasa dan menjadi perempuan yang cantik, akan tetapi sifat dan perilakunya tidaklah secantik wajahnya. Di rumah ia hanya suka berdandan dan pergi bermain kerumah teman-temannya. Sedangkan ibunya bekerja keras untuk mendapatkan uang agar bisa membeli makanan dan kebutuhan lainnya. Anaknya tidak pernah mau membantu ibunya membersihkan rumah, mencuci, apalagi membantu ibunya bekerja di sawah, ia tidak mau mengerjakannya.

Pada suatu hari sang ibu pulang bekerja dari sawah. Ibunya merasa herankarena anaknya tidak meminta uang gajinya, biasanya ia selalu meminta uangnya untuk membeli bedak ataupun baju baru tetapi sejenak kemudian ia pun meminta kepada ibunya.

Anak: “bu… belikan aku bedak baru yang datang dari kota ya.. karena semua temanku sudah membelinya”

Ibu: “ibu tidak bisa nak.. sekarang sudah musim tanam, ibu harus bekerja setiap hari”

Anak: “tak apalah bu tidak bekerja satu hari saja”

Ibu: “belilah nak dengan teman-temanmu sendiri”

Anak: “aku malulah bu kalau aku hanya bawa uang sedikit, ayolah bu.. ibu belikan bedak itu kepasar kota”

Karena terus dipaksa oleh anaknya akhirnya ibunya pun mau asalkan anaknya juga mau ikut ke pasar kota.

Esok harinya mereka pergi bersama. Sang gadis memakai baju yang bagus sedangkan ibunya memakai baju yang sudah tua. Perjalanan dari rumah kepasar kota lumayan jauh. Hari semakin panas, anaknya memakai payung untuk melindungi kulitnya sedangkan ibunya dibiarkan kepanasan. Di perjalanan mereka bertemu dengan seorang pemuda

“nona… kenapa kau memakai payungnya sendiri, lihatlah ibumu kepanasan” kata sang pemuda. “tidak apa-apa” jawab sang gadis.

Kemudian mereka bertemu lagi dengan salah satu tetangganya, tetapi tetangganya itu tidak mengenali ibunya.

“nona… berjalanlah dengan sedikit pelan, lihatlah ibumu dia tertinggal”“Kaupikir dia ibuku, bukan dia bukan ibuku, dia pembantuku”

“ tapi wajah kalian mirip”

“tidaklah kita tidak mirip” sambil berjalan dengan sedikit cepat. Sehingga ibunya makin tertinggal jauh di belakang.

“Ibu cepatlah sedikit… aku ingin cepat sampai dan cepat pulang, ibu membuatku malu saja..” teriak anaknya.

Mendengarucapan dari anaknya itu, sang ibu berhenti danterdiam, dalam hatinya ia memohon kepada Tuhan agar menghukum anaknya yang durhaka itu. Tak lama kemudian ketika gadis itu mau melihat kebelakang kakinya terasa kaku, sulit digerakkan dan mulai berwarna hitam.

“ibu… kenapa dengan kakiku ini bu..?”

“ibu tolong aku bu..?”iapun sadar bahwa itu adalah hukuman dari Tuhan untuknya.

“ibu maafkan aku…” teriak anaknya sambil menangis.

Kemudian seluruh tubuhnya berubah menjaadi batu dan masih menitikkan air mata. Ibunya sangat sedih melihat hal itu tapi ibunya tidak bias berbuat apa-apa lagi karena hukuman itu sudah menimpa anaknya.

MALIN KUNDANG

Pada suatu hari, hiduplah sebuah keluarga di pesisir pantai yang terdiri dari seorang ayah, ibu dan satu anak laki-lakinya yang bernama malin kundang. Malin adalah anak yang cerdas walaupun sedikit nakal. Pada suatu hari ayahnya pergi bekerja di negeri sebrang. Sudah hampir satu tahun ayahnya tidak kunjung pulang, akhirnya ibunyalah yang harus bekerja mencari nafkah. Malin suka sekali mengejar ayam dan memukulnya dengan sapu.

Keesokan harinya ketika malin mengejar ayam kakinya tersandung batu dan tangannya terluka sampai membekas. Setelah beranjak dewasa, lama- kelamaanmalin merasa kasihan melihat ibunya bekerja setiap hari, akhirnya ia pun memutuskan untuk bekerja di negeri sebrang dengan naik kapal. Setelah niatnya itu disampaikan pada ibunya, ibunya kurang setuju awalnya tetapi karena malin terus membujuknya akhirnya ibunya pun mengizinkannya untuk pergi bekerja. Malin ingin menjadi orang yang kaya raya dan bisa menghidupi ibunya.

Saat malin akan pergi dan berpamitan pada ibunya ia merasa sedih begitu juga dengan ibunya. ”anakku.. jika engkau telah kaya nanti jangan lupakan ibumu dan kampung halamanmu ini nak..” ujar sang ibu sambil berlinang air mata. Kemudian malin mulai naik kapal dan bergerak meninggalkan ibu dan kampungnya.

Selama di perjalanan malin banyak belajar tentang pelayarandari anak buah kapal yang sudah berpengalaman. Tiba-tiba kapal yang di naiki malin diserang oleh bajak laut. Semua barang dagangan yang berada di kapal diserang oleh bajak laut tersebut dan sebagian besar orang-orang yang berada di kapal itu juga di bunuh. Untunglah malin sempat bersembunyi di sebuah ruang kecil yang tertutup oleh kayu.

Setelah kejadian tersebut iapun terkatung-katungdi laut dan akhirnya kapalnya terdampar di sebuah pantai. Ia pun turun dan berjalan masuk ke desa terdekat pantai itu. Sesampai di desa malin ditolong oleh masyarakat desa tersebut. Rupanya desa itu adalah desa yang subur. Keuletan dan kegigihan malin dalam bekerja akhirnya membuahkan hasil yang menakjubkan. Ia telah menjadi orang kaya raya dan memiliki anak buah lebih dari 100 orang. Kemudian ia pun menikah dengan seorang gadis di desa tersebut.

Berita malin akhirnya sampai pada ibunya. Ibunya merasa senang karena malin telah berhasil. Pada suatu hari malin dan istrinya serta anak buahnya berlayar ke kampung halamannya. Ibunya melihat sebuah kapal besar dan indah. Ketika seorang laki-laki muda turun dari kapal tersebut. Sang ibu melihat bekas luka di tangan orang tersebut. Ibunya akhirnya tahu bahwa itu adalah anaknya, malin. Dengan perasaan senang ibunya langsung memeluk malin karena ia sangat rindu pada anaknya, sambil berkata ”malin kenapa engkau pergi begitu lama dan tidak memberi kabar pada ibu” tetapi apa yang terjadi? malin melepaskan pelukan ibunya dan mendorongnya sampai ibunya terjatuh. ”wanita tidak tahu diri, sembarangan saja mengaku sebagai ibuku” kata malin kundang.

Malin pura-pura tidak mengenali ibunya karena ia malu mempunyai ibu yang tua dan memakai baju compang-camping. “wanita itu ibumu?” Tanyaistrinya. “ tidak, ia hanya pengemis yang ingin meminta hartaku” jawab malin kundang. Mendengar hal itu sang ibu sangat sedih karena telah di perlakukan semena-mena oleh anak kandungnya sendiri. Hal itu membuat sang ibu berdoa kepada Tuhan. Ya Tuhan jika ia benar anakku, maka aku sumpahi dia menjadi batu. Tak lama kemudian angin kencang mulai bergemuruh dan badai besar menghancurkan kapal malin kundang. secara perlahantubuh malin terasa kaku dan akhirnya ia pun berubah menjadi batu.

Analisis cerita rakyat:

vPersamaan:

Dua cerita tersebut sama-sama menceritakan tentang kehidupan anak yang durhaka pada ibunya, dan pada akhirnya si anak perempuan pada cerita ”Batu menangis” menjadi sebuah batu yang sampai sekarang batu tersebut masih ada di Kalimantan barat. Begitu juga dengan si anak laki-laki pada cerita “Malin kundang” batunya pun masih ada sampai sekarang di Sumatra barat, padang. Selain itu yang menjadi persamaannya lagi adalah dua cerita rakyat tersebut sama-sama menggunakan alur maju. Serta dua anak tersebut memiliki sifat sombong karena malu mempunyai ibu yang sudah tua.

vPerbedaan:

a) Pada cerita “Batu menangis” yang menjadi tokoh utamanya adalah anak perempuan selain itu latar tempat yang di gunakan juga berbeda, pada cerita “Batu menangis” latar tempatnya berupa sebuah desa yang berada di dekat lingkungan persawahan. Kemudian asal daerahnya adalah Kalimantan barat. Karakter tokoh utamanya adalah suka berdandan, bermain ke rumah teman-temannya, dan tidak mau membantu ibunya bekerja.

b) Pada cerita “Malin kundang” yang menjadi tokoh utamanya adalah anak laki-laki selain itu latar tempat yang di gunakan adalah di sebuah desa dekat dengan pantai. Kemudian asal daerahnya adalah Sumatra barat, padang. Karakter tokoh utamanya adalah cerdas,sedikit nakal, dan pekerja keras.

Faktor yang membedakan cerita tersebut adalah adanya faktor dari lingkungan berupa bentuk pergaulan dari masing-masing daerah maksudnya antara daerah Kalimantan barat dan Sumatra barat, padang selain itu juga gaya bahasa yang di gunakan dalam cerita

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun