Mohon tunggu...
senapati
senapati Mohon Tunggu... -

orang lain bisa kita juga harus bisa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

KODIM 1207/BS PAM CAP GOMEH 2015

6 Maret 2015   18:07 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:04 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pontianak. Anggota Kodim 1207/BS  bersama Polri melaksanakan pengamanan Hari Raya IMLEK 2566 sampai dengan perayaan Cap Go Meh di pontianak mulai kamis (2/2) sampai dengan kamis (5/3), bagi warga etnis Tionghoa yang beragama Kong Hu CU,  di kota Pontinak.

[caption id="attachment_354225" align="aligncenter" width="429" caption="Photo : Anggota Kodim 1207/BS sedang melaksanakan pemantauan dalam rangka pengamanan perayaan Cap Gomeh 2015 di Pontianakpengamanan"][/caption]

100 orang personel dikerahkan oleh pihak Kodim 1207/BS secara langsung untuk  186 pemantauan diwilayah Pontianak dan Kubu Raya. Perayaan berlangsung meriah dan didukung oleh warga masyarakat Pontianak dan sekitarnya yang didiami oleh berbagai etnis lain  diantaranya Melayu, Dayak, Madura, Bugis, Jawa, Sunda dan lainnya dengan antusias sebagai bagian dari hiburan masyarakat .

Hal ini merupakan wujud dari Harmonisasi kebersamaan masyarakat di kota Pontianak khususnya dan Kalbar pada umumnya, tidak ada perbedaan suku, agama dan ras, terlebih pada pemerintahan Gus Dur  bahwa agama Kong Hu Cu diakui secara sah sebagai salah satu agama di Indonesia. Sampai dengan saat ini warga etnis Tionghoa banyak menduduki jabatan strategis baik di legislatih maupun di eksekutif. Ini merupakan wujud kesetaraan dan toleransi antar warga negara di Indonesia. Perayaan Cap Go Meh juga merupakan bentuk jalinan persaudaraan umat beragama di Indonesia untuk memperkuat dan memperkokoh kedaulatan NKRI.

Perayaan Cap Go Meh di Pontianak ini di meriahkan oleh atraksi Tatung dengan keahliannya menggunakan senjata tajam dan atraksi pawai naga untuk ritual bersih - bersih terhadap pengaruh roh jahat  serta menghilangkan aura negatif agar membawa keberuntungan  demikian diyakini masyarakat etnis Tionghoa.

Sebagai mozaik yang indah dengan khasana kearifan lokal  yang berbeda - beda dan harus dapat dikelola dengan baik. Sehingga seni budaya dapat lestari dan menjadi modal untuk menarik minat wisatawan baik nasional maupun internasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun