Pada tahun 2008, berbekal tabungan yang dia punya dan adanya dukungan dari seorang direktur makanan---mimpinya pun akhirnya terwujud. Mobil Hi-jet tahun 1986 dirombak habis-habisan olehnya. Teropong Refractor 102 XLT tracking, Reflector 80 mm, dan APO 70 mm lengkap dengan aksesorisnya seharga 30 juta pun bertengger manis di obsevatorium keliling miliknya. Tak hanya itu, observatorium keliling dilengkapi juga dengan TV 32 inci lengkap dengan perangkat suara serta computer yang tersambung dengan jaringan 3g pun menjadi pemanis dan pelengkap observatorium kelilingnya itu.
Dengan adanya observatorium keliling itu, dia sangat yakin bahwa mimpinya untuk mengenalkan dunia astronomi kepada masyarakat---khususnya anak-anak yang berada di daerah yang sulit di jangkau pun akan segera terwujud.Â
Karena proses tak pernah menghianati hasil, semua perjuangan itu membuahkan hasil yang manis. Tak hanya mimpi kecilnya itu terwujud, Hendro juga mendapatkan rekor muri pada  tahun 2009 sebagai pengelola mobil observatorium pertama di Indonesia. Hendro pun mendapat rekor muri keduanya pada tahun 2016 karena hasil karyanya yaitu berupa kacamata gerhana terbesar di Indonesia di Pantai Terentang kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung.
Dedikasi Hendro Setyanto kepada masyarakat dan agama
Dua rekor muri memang sudah didapatkan Hendro, namun tekadnya yang kuat untuk terus berinovasi membuatnya tak lekas puas. Akhirnya pada tahun 2012 tegagaslah ide untuk membuat suatu wadah untuk memberikan edukasi bagi masyarakat luas, yaitu observatorium dengan konsep eduwisata. Imah Noong, itulah nama observatorium yang digagasnya itu.
Cikal bakal Imah Noong sendiri adalah sebuah observatorium pribadi yang ia bangun di pekarangan rumahnya, namun seiring berjalannya waktu dan sesuai dengan gagasan Hendro sendiri akhirnya Imah Noong terbuka untuk umum. Letak Imah Noong pun sangat strategis, yaitu di Kampung Eduwisata Areng, Lembang, Bandung Barat.Â
Pembangunan Imah Noong dilakukan secara bertahap, dimulai pada tahun 2012, Imah Noong baru rampung pada tahun 2014 dan Imah Noong mempunyai tujuan yaitu menjadi sarana pembelajaran sains, pemberdayaan masyarakat dan ibadah.Â
Menjadi sarana pembelajaran sains tentu saja Imah Noong dilengkapi dengan beberapa fasilitas yang memadai. Ruang multimedia dan perpustakaan berkapasitas 50 orang menjadi tempat pembekalan materi kepada masyarakat ataupun para siswa sebelum terjun langsung ke lapangan untuk praktik.
Observatorium dilengkapi dengan teleskop berdiameter 70 mm dan panjang fokus 102 mm menjadi senjata pamungkasnya. Tak hanya itu, observatorium pun dilengkapi juga dengan kamera astronomi CCD, ASI CMOS dan juga DSLR0 dan tak lupa filter matahari Netral Density 105 menjadi pelengkapnya.
Dengan adanya Imah Noong, tentunya masyarakat sekitar ikut mendapatkan berkahnya. Pasalnya, setelah diresmikan pada tanggal 25 Januari 2014, Imah Noong ramai pengunjung.