Mohon tunggu...
Alam Ahmad
Alam Ahmad Mohon Tunggu... Freelancer - Sarjana Humaniora yang berprofesi sebagai pustakawan sekaligus Barista.

Sastra dan perjalanan; Seorang penelisik takdir Tuhan.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Smallfoot", Sebuah Film yang Merepresentasikan Hakikat dari Film Keluarga yang Sebenarnya

9 Oktober 2018   19:48 Diperbarui: 10 Oktober 2018   08:51 883
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Smallfoot, inilah judul dari film garapan Karey Kirkpatrick yang akhir-akhir ini menjadi sebuah perbincangan di kalangan pecinta film khususnya yang ber-genre animasi. Pasalnya, film ini sangatlah menginspirasi karena ada unsur filsafat, sastra dan nilai edukasi yang sangat tinggi di dalamnya. Sangatlah cocok untuk semua kalangan mulai dari anak-anak, remaja hingga dewasa.

Sebuah terobosan dari sebuah film yang mengangkat nilai sosial dan moral bahwasanya kita sebagai manusia itu diciptakan bermacam-macam bentuknya, sukunya (kakinya: sunda),  budayanya dan perbedaan-perbedaan yang lainnya. Ya, suku atau kaki inilah yang menjadi salah satu konflik di dalam alur cerita dalam film ini dan bahkan menjadi judul utamanya yaitu Smallfoot.

Film ini mengajarkan kita bahwa semua yang kita pikiran belum tentu salah dan belum tentu benar. Seperti halnya pendapat Aristoteles yang mengatakan bahwa kebenaran itu relatif, maka dari itu kebenaran harus terus dicari dan dicari kebenarannya.

Di awal film kita akan disuguhi sebuah pemandangan indah dari sebuah suku mitologi kuno masyarakat di pegunungan Himalaya yaitu Yeti yang sangatlah bahagia dalam menjalani kehidupan. Akhirnya Yeti yang bernama Migo menemukan hal baru dalam hidupnya, yaitu bertemu dengan smallfoot (manusia) yang akhirnya mengubah pola pikirnya untuk mencari kebenaran hidup.

Namun hal itu membuat dirinya ragu atas batu-batu 'hukum' yang telah mereka percayai bertahun-tahun lamanya. Itulah nilai filsafat yang bisa kita ambil dari film tersebut.

Jika dilihat dari kacamata para sastrawan, film ini sangatlah mengagumkan dan sangat nyastra banget. Karena bisa kita lihat dari plot-nya saja kita akan menemukan banyak sekali kejutan-kejutan yang memang dipersiapkan oleh Karey Kirkpatrick untuk membuat kita terkagum-kagum atas karyanya yang satu ini.

Para sastrawan biasanya bilang itu plot twist. Tidak hanya dalam hal plot saja, ada juga unsur-unsur semiotika di dalamnya karena banyaknya simbol-simbol, tanda dan index yang bisa kita jumpai di sepanjang jalannya cerita.

Untuk mahasiswa Sastra Inggris seperti saya, film ini sangatlah cocok untuk dijadikan bahan untuk membuat skripsi. Karena sangat banyak sekali isu-isu yang bisa kita jadikan obyek penelitian.

Untuk para orang tua yang bingung akan menghabiskan akhir pekan bersama buah hatinya, janganlah khawatir. Film ini sangatlah mengedukasi bagi siapapun yang menontonnya karena di dalam film itu ada seorang tokoh yang mempunyai karakter pecinta binatang yang bernama Percy Patterson. 

Kebaikannya dalam menolong yeti yang terluka akibat terkena jebakan para pemburu menunjukkan bahwa dia adalah seorang tokoh yang baik hati dan mempunyai integritas yang tinggi, protagonis kata orang sastra bilang. Hal itu akan bisa menginspirasi buah hati anda untuk lebih menyayangi binatang dan menjadi baik terhadap sesama.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Khusus untuk para remaja yang sedang galau, gelisah ataupun bersedih hati---film ini moodbooster banget. Karena ada salah satu tokoh dari pihak yeti yang siap membuat anda tertawa lepas karena tingkahnya. Pasalnya yeti yang bernama Fleem ini sangatlah menyebalkan dan mempunyai sifat konyol dan bisa mencairkan suasana. Tokoh seperti ini di dalam dunia kesusastraan disebut clowning.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun