Dewasa ini, ada kecenderungan akan hilangnya afeksi sosial. Orang sibuk dengan diri sendiri dan lupa akan orang-orang disekitarnya. Bahkan tidak peduli apapun sejauh hal itu tidak merugikan kepentingan kita. Tentu keadaan ini jauh dari apa yang diharapkan oleh Allah. Kepedulian dan cinta harus senantiasa kita tanamkan dan hidupi bersama-sama. Jangan sampai perkembangan zaman dengan segala kenyamanan yang ditawarkannya merenggut dan mengkerdilkan kasih di hati kita.
Dengan saling menegur, kita mampu berjalan bersama menjadi Gereja dan Keluarga yang bersekutu seturut kehendak Allah. Teguran persaudaraan adalah bukti kasih dan perhatian yang nyata bagi setiap saudara maupun komunitas. Sebagai bagian dari komunitas dan masyarakat yang sama, setiap diantara kita berkewajiban membantu serta menolong sesama yang jatuh dalam pelanggaran, dosa, dan kesalahan. Pembiaran dan sikap cuek adalah mentalitas yang merugikan komunitas. Untuk itu kepedulian terhadap sesama dan komunitas dengan saling menegur adalah kebiasaan yang harus senantiasa dipupuk.
Teguran haruslah didasarkan pada cinta, perhatian, ketulusan dan kerendahan hati. Tanpanya teguran itu hanyalah sebagai hukuman dan ungkapan kebencian. Sebagai teman seperjalanan dalam peziarahan menuju Kristus, setiap diantara kita harus senantiasa saling mendukung dan mengasihi. Salah satu caranya adalah dengan saling menegur. SEMOGA.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H