Â
 2 Raj 4:8-11.14-16a; Rom 6:3-4.8-11; Mat 10:37-42
Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali kita ragu dan takut mengambil resiko yang dapat mengakibatkan kerugian pada diri sendiri. Terlebih jika hal itu melibatkan kepentingan orang lain. Tidak jarang sebelum melakukan sesuatu terhadap orang lain, kita terlebih dahulu berhitung untung dan rugi bagi diri sendiri. Jika dianggap kerugian atau pengorbanan itu terlalu besar, pada umumnya kita akan menunda dan mengurungkan niat untuk membantu orang lain. Orang-orang yang demikian ditegor oleh Yesus dalam injil, "Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku ia akan memperolehnya."
Yesus berbicara tentang jati diri orang Kristen. Sebagai pengikut Kristus kita harus senantiasa mengasihi dan peduli bagi sesama yang berkekurangan. Hal itu merupakan perintah dan ungkapan kasih yang utuh bagi Allah. Semakin seseorang mencintai Allah, maka ia juga akan semakin mengasihi sesamanya. Kualitas kasih kita kepada Allah dapat dilihat dari kualitas kasih dan perhatian kita bagi sesama terlebih mereka yang berkekurangan. Orang-orang yang takut berkorban bagi sesama tidak akan memperoleh apa-apa, tetapi sebaliknya ia akan kehilangan semua harta dan kemampuan yang ia miliki. Namun orang-orang yang rela menderita bahkan kehilangan nyawa karena kasih kepada Allah dan sesama, akan memperoleh nya kembali berkat kebaikan yang ia lakukan. Sebab Allah memperhitungkan setiap perbuatan manusia. SEMOGA.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H