Kel 34:4b-6.8-9; 2Kor 13:11-13; Yoh 3:16-18
Karena kemurahanNya, Allah tidak menginginkan manusia binasa, melainkan memperoleh keselamatan. Itulah yang sungguh ditampakkan oleh Allah dalam sejarah perjalanan hidup orang beriman. Dalam Perjanjian Lama, Allah diimani sebagai Dia yang bersabda. Allah sungguh dikenal dari Sabda yang keluar dari mulutNya. Â Dalam SabdaNya, Allah menyatakan hakekatnya sebagai cinta. Meskipun Musa berdosa terhadapNya, hati Allah tetap lembut dan penuh kasih serta memintanya untuk memahat dua loh batu seperti yang telah dipecahkannya dan membawanya kepada Tuhan di Gunung Sinai. Karya keselamatan yang dibawa olehNya berasal dari relasi cinta Allah. Allah dan sabdaNya tidak terpisakan dan memiliki satu kodrat sebab Sabda itu sendiri adalah Allah.
Roh Kudus yang adalah ungkapan kehendak Bapa dan Putra akan menuntun kita pada kesempurnaan hidup kristiani. Sebagaimana Allah sungguh satu dan tak terpisahkan, demikian juga orang Kristen harus sehati dan sepikir dalam cinta kasih. Mereka harus satu baik dalam pemikiran maupun dalam perbuatan. Artinya adanya keselarasan dan kesatuan antara pemikiran/keyakinan dengan kehidupan. Orang kristen dikenal melalui cara hidupnya yang nyata. Â Dengan pola hidup yang ditampilkan, orang lain sungguh mengenal isi imannya. Karena dari perbuatanlah tampak keyakinan mereka yang sungguh-sungguh dan benar.
Sama seperti manusia, ia akan dikenal berkat kata-kata yang keluar dari mulutnya. Perkataan adalah kehendak, maksud, semanat, roh, serta jati diri orang yang mengungkapkannya. Melalui perkataan dan perbuatan kita, orang lain sungguh melihat siapa kita yang sesungguhnya. Identitas kita sebagai orang Kristen tidak datang dari kata-kata belaka tetapi pola hidup yang sungguh-sungguh menampilkan semangat dan nilai-nilai Kristiani yakni cinta kasih.
Seperasaan mengandaikan solidaritas yang aktif (empati) diantara sesama umat beriman. Solidaritas itu mengalir dan bersumber dari keyakinan dan iman yang sama. Indentitas kita sebagai orang Kristen membawa konsekuensi kesatuan dan solidaritas. Dengan demikian Allah yang adalah kasih dan damai akan menyertai kita selama-lamanya. Semoga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H