Mohon tunggu...
Alam TukhotMakabe
Alam TukhotMakabe Mohon Tunggu... Mahasiswa - BIARAWAN

Biarawan dari Ordo Kapusin. Saat ini sedang menjalani program S2 Filsafat di Fakultas Filsafat UNIKA Medan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Renungan Hari Raya Tritunggal Mahakudus

3 Juni 2023   17:24 Diperbarui: 3 Juni 2023   17:33 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(teologiacalvinis.blogspot.com)

Kel 34:4b-6.8-9; 2Kor 13:11-13; Yoh 3:16-18

Karena kemurahanNya, Allah tidak menginginkan manusia binasa, melainkan memperoleh keselamatan. Itulah yang sungguh ditampakkan oleh Allah dalam sejarah perjalanan hidup orang beriman. Dalam Perjanjian Lama, Allah diimani sebagai Dia yang bersabda. Allah sungguh dikenal dari Sabda yang keluar dari mulutNya.  Dalam SabdaNya, Allah menyatakan hakekatnya sebagai cinta. Meskipun Musa berdosa terhadapNya, hati Allah tetap lembut dan penuh kasih serta memintanya untuk memahat dua loh batu seperti yang telah dipecahkannya dan membawanya kepada Tuhan di Gunung Sinai. Karya keselamatan yang dibawa olehNya berasal dari relasi cinta Allah. Allah dan sabdaNya tidak terpisakan dan memiliki satu kodrat sebab Sabda itu sendiri adalah Allah.

Roh Kudus yang adalah ungkapan kehendak Bapa dan Putra akan menuntun kita pada kesempurnaan hidup kristiani. Sebagaimana Allah sungguh satu dan tak terpisahkan, demikian juga orang Kristen harus sehati dan sepikir dalam cinta kasih. Mereka harus satu baik dalam pemikiran maupun dalam perbuatan. Artinya adanya keselarasan dan kesatuan antara pemikiran/keyakinan dengan kehidupan. Orang kristen dikenal melalui cara hidupnya yang nyata.  Dengan pola hidup yang ditampilkan, orang lain sungguh mengenal isi imannya. Karena dari perbuatanlah tampak keyakinan mereka yang sungguh-sungguh dan benar.

Sama seperti manusia, ia akan dikenal berkat kata-kata yang keluar dari mulutnya. Perkataan adalah kehendak, maksud, semanat, roh, serta jati diri orang yang mengungkapkannya. Melalui perkataan dan perbuatan kita, orang lain sungguh melihat siapa kita yang sesungguhnya. Identitas kita sebagai orang Kristen tidak datang dari kata-kata belaka tetapi pola hidup yang sungguh-sungguh menampilkan semangat dan nilai-nilai Kristiani yakni cinta kasih.

Seperasaan mengandaikan solidaritas yang aktif (empati) diantara sesama umat beriman. Solidaritas itu mengalir dan bersumber dari keyakinan dan iman yang sama. Indentitas kita sebagai orang Kristen membawa konsekuensi kesatuan dan solidaritas. Dengan demikian Allah yang adalah kasih dan damai akan menyertai kita selama-lamanya. Semoga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun