Mohon tunggu...
Alam TukhotMakabe
Alam TukhotMakabe Mohon Tunggu... Mahasiswa - BIARAWAN

Biarawan dari Ordo Kapusin. Saat ini sedang menjalani program S2 Filsafat di Fakultas Filsafat UNIKA Medan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Katekese : Pentakosta Bukanlah Peristiwa Pencurahan Bahasa Roh

27 Mei 2023   11:36 Diperbarui: 27 Mei 2023   11:38 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(santoantonius.blogspot.com)

Allah Menampakan Diri Secara Baru

Ketika mendengar kisah Allah yang menampakan diri di gunung Sinai, para murid menyadari bahwa Tuhan yang menampakan diri pada Gunung Sinai menampakan diri secara baru kepada mereka dalam pencurahan Roh. Sama seperti orang Isarael di Gunung Sinai yang merasa diberi perintah Allah, para rasul juga merasa diberi Roh yang memberikan kekuatan kepada mereka untuk melaksanakan tugas untuk mewartakan injil. Mereka yang awalnya takut, tertekan, dan tidak berani, menjadi berani, terbuka, bersemangat, berapi-api, dan gagah perkasa. Mereka sungguh meyakini bahwa hal itu adalah karya Roh Allah. Oleh karena itu, Pentakosta tidak boleh hanya dimengerti sebagai pencurahan bahasa Roh tetapi pencurahan Roh untuk memampukan bersaksi.

Janji Kritus Terpenuhi

Sebelum Yesus naik ke surga, Ia telah memerintahkan agar para murid tidak meninggalkan Yerusalem sempai Roh yang dijanjikan diberikan. Pada pesta pentakosta itu, Para Rasul merasa bahwa janji itu telah dipenuhi. Roh Kudus turun atas mereka dan mereka diberi kekuatan untuk mewartakan injil. Maka, Pentakosta juga disebut sebagai lahirnya Gereja.  Gereja adalah mereka yang percaya dan beraksi atas iman akan Yesus Kristus.

Yesus mewariskan ajaranNya kepada para rasul. Para rasul banyak berasal dari Galilea. Tidak seperti di Yerusalem, di Galilea tidak terdapat sekolah. Karena itu orang-orang Galilea sering dipandang sebagai orang bodoh. Sedangkan orang Yerusalem dikenal sebagai orang pintar, terpelajar, dan kudus. Bait Allah yang adalah pusat peribadatan orang Israel terdapat di Yerusalem. Mengharapkan orang Galilea yang bodoh dan tidak punya pengaruh adalah hal yang tidak masuk akal. Nyatanya dalam waktu singkat, Para Rasul dinilai bodoh itu  berhasil mewartakan injil dan hasilnya luar biasa. Kesuksesan itu berawal dari Pentakosta.  Bila melihat kemampuan Para Murid, pencapaian itu tidak mungkin dapat diraih. Hanya mungkin karena Roh dan campur tangan Allah.

Bukan Hal Yang Baru

Pantakosta disebut sebagai pencurahan Roh bukan hal yang baru. Pentakosta bukan satu-satunya cerita tentang pencurahan Roh. Pada akhir injil Yohanes dikisahkan pencurahan Roh yang memampukan murid untuk bersaksi. Dengan kisah pentakosta menjadi jelas apa yang telah disinggung dalam injil.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun