Mohon tunggu...
Alam TukhotMakabe
Alam TukhotMakabe Mohon Tunggu... Mahasiswa - BIARAWAN

Biarawan dari Ordo Kapusin. Saat ini sedang menjalani program S2 Filsafat di Fakultas Filsafat UNIKA Medan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Katekese : Pentakosta Bukanlah Peristiwa Pencurahan Bahasa Roh

27 Mei 2023   11:36 Diperbarui: 27 Mei 2023   11:38 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(santoantonius.blogspot.com)

Salah satu ciri khas orang Yahudi adalah setia pada tradisi. Di manapun berada, mereka akan senantiasa mengamalkan hukum serta peraturan bangsa dan agamanya. Dalam tradisi Yahudi, ada tiga pesta yang mewajibkan atau mengharuskan mereka berkumpul di Yerusalem yakni Pentakosta, Paskah (Bangsa Israel Keluar dari Mesir), dan Pentahbisan Bait Allah. Ketiga pesta ini sering disebut sebagai pesta Ziarah.

Pentakosta adalah hari raya yang sangat penting dan besar bagi orang Yahudi. Pada kesempatan itu banyak orang Yahudi perantau (diaspora) hadir. Mereka datang dari berbagai daerah seperti Partia, Media, Elam, Mesopotamia, Yudea, Kapadokia, Pontus, Asia, Frigia, Pamfilia, Mesir, Libia, Kirene, dan Roma. Sebagai seorang perantau, Orang-orang Yuhudi selain mengetahui bahasa masyarakat tempat ia tinggal, mereja juga tetap melestarikan bahasa ibunya. Dalam situasi seperti itu, maka bisa dimengerti ada banyak bahasa pada saat itu dan berkat Roh Kudus Para Rasul dapat berbicara dalam bahasa mereka masing-masing.

Kekristenan Di Yerusalem Belum Terbentuk

Ketika hal itu berlangsung, kekristenan di Yerusalem belum terbentuk. Para Rasul dan pengikut Kristus masih ikut serta dalam peribadatan Yahudi. Tujuannya agar mereka tidak diasingkan dari tengah-tengah masyarakat. Oleh karena itu, mereka masih tetap beribadah pada hari Sabat seperti orang Yahudi lainnya. Sedangkan orang Kristen di Asia Kecil yang tidak dipengaruhi oleh kaum Yahudi sudah beribadat pada hari pertama Minggu.

Pesta Akhir Musim Panen

Pentakosta pada awalnya terkait dengan pesta akhir musim panen, yakni perayaan syukur atas hasil panen anggur dan gandum (Im 23:15-21). Orang-orang Israel meyakini bahwa hasil panen yang mereka peroleh adalah berkat karya dan kasih Allah. Untuk itu, pantaslah kiranya mereka bersyukur, bersukaria, serta memuji Tuhan atas segala kebaikanNya.

Pesta Ziarah

Pesta ini disebut juga sebagai pesta ziarah karena orang-orang Yahudi yang berada di perantauan harus berjalan datang ke Yerusalem. Sedangkan penduduk Yerusalem  juga harus berjalan menuju bait Allah, tempat perayaan berlangsung.

Mengenang Perjanjian Sinai

Pada perayaan Pentakosta tersebut, dibacakan tentang kisah Perjanjian Sinai, antara Allah dan orang Israel (Kel 19:16-10). Allah menampakan diri dalam badai, suara gemuruh, dan lidah-lidah api serta memberikan dekalog (sepuluh perintah Allah) bagi Musa. Dekalog tersebut digunakan menjadi pedoman hidup bagi orang Israel, sehingga mereka dapat disebut sebagai Umat Allah. Artinya, kesepuluh perintah Allah tersebut adalah hukum yang wajib dan harus dilaksanakan oleh Bangsa Israel jika mereka ingin memperoleh berkat Allah. Oleh karena itu, peristiwa Perjanjian Sinai dan pemberian 10 perintah Allah menjadi tanda lahirnya jemaat Allah. Jika mereka taat atasnya, maka Allah  akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat Allah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun