Mohon tunggu...
Alam TukhotMakabe
Alam TukhotMakabe Mohon Tunggu... Mahasiswa - BIARAWAN

Biarawan dari Ordo Kapusin. Saat ini sedang menjalani program S2 Filsafat di Fakultas Filsafat UNIKA Medan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Renungan Minggu V Masa Puasa

25 Maret 2023   17:44 Diperbarui: 25 Maret 2023   17:45 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                                                                            Yeh 37:12-14; Rm 8:8-11; Yoh 11:1-45 (3-7.20-27.33b-45)

Yesus sungguh mengasihi Marta, Maria, dan Lazarus. Ketika Lazarus sakit, Marta, dan Maria memberitahukannya kepada Yesus, "Tuhan, dia yang Engkau kasihi, sakit." Mendengar orang yang dikasihi-Nya sakit, Yesus tidak langsung segera mengunjunginya. Malahan Yesus dengan sengaja menunda rencana-Nya. 

Ketika Yesus dan murid-murid-Nya pada akhirnya datang mengunjungi Lazarus, ternyata ia sudah empat hari meninggal.  Maka Marta berkata kepada Yesus, "Tuhan sekiranya Engkau ada di sini saudaraku pasti tidak mati. Tetapi sekarang pun aku tahu, bahwa Allah akan memberikan kepada-Mu segala sesuatu yang Engkau minta kepada-Nya.

Kita mungkin bertanya-tanya mengapa Yesus menunda recana-Nya. Kalau Yesus benar-benar mengasihi Lazarus, maria, dan Marta, tentu ketika mendengar Lazarus sakit Yesus harus segera datang melihat dan menyembuhkannya. 

Dengan peristiwa itu Yesus hendak menunjukkan kuasa dan kasih sayang Allah tidak hanya bagi Lazarus tetapi juga bagi semua orang yang datang. Yesus ingin mengatakan kepada semua orang bahwa, "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati." Setiap orang yang benar-benar percaya akan melihat kemuliaan Allah.

Dalam tradisi Yahudi, orang yang sudah mati selama tiga hari masih dapat dihidupkan kembali oleh orang-orang tertentu yang capak, misalnya para tabib. Namun tidak ada satu orang pun dapat membangkitkan seseorang yang telah mati lebih dari tiga hari. Itulah sebabnya Yesus menunda kunjunganNya sampai Lazarus meninggal empat hari. 

Penundaan itu bukan menunjukan bahwa Yesus tidak mengasihi Lazarus. Ia sungguh mengasihi Lazarus sehingga Ia membangkitkan-Nya. Melalui peristiwa itu kemuliaan Allah akan dinyatakan. Sebab tidak ada kuasa manapun di dunia ini yang dapat melakukannya selain Allah. Allah adalah sumber kebangkitan sejati.

Demikian juga jika sungguh beriman dan percaya, kita akan melihat kemuliaan Allah. Roh yang membangkitkan Yesus dan Lazarus akan dianugerahkan dalam diri kita, sehingga kita pun dibangkitkan dari antara orang mati. Kebangkitan Lazarus adalah sementara, tetapi Allah akan membangkitkan kita untuk selama-lamanya.

Penderitaan dan kematian orang benar, bukan menunjukan bahwa Allah tidak mengasihi mereka. Justru melalui penderitaan itu Allah ingin melihat kesungguhan iman kita masing-masing. Apakah dalam kesulitan itu, kita masih tetap percaya dan berpengharapan kepada Allah.  Bukti bahwa Allah mengasihi umat-Nya yang benar adalah Ia tetap menjaganya dan tidak membiarkan penderitaan itu  merenggut nyawanya. 

Melaluinya umat beriman menyadari bahwa dalam kesulitan itu, kasih Allah melimpah dan menyertai mereka. Serentak hendak mengajarkan kepada semua orang, bahwa Allah  akan membangkitkan dan menganjar orang benar. Orang yang benar tidak akan mati. Kebangkitan Kristus adalah jaminan kebangkitan kita. Dengan semua yang kita alami dan rasakan kita akan melihat bahwa Yesus adalah Tuhan. SEMOGA.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun