Stres adalah respons fisiologis dan psikologis yang timbul ketika seseorang mengalami tekanan atau tuntutan yang melebihi kapasitas untuk menghadapinya. Stres dapat dipicu oleh berbagai faktor, termasuk tuntutan akademik, tekanan sosial, perubahan hidup, konflik interpersonal, atau perubahan fisik dan hormon yang terjadi selama masa remaja.
Stres akademik disebabkan dari berbagai faktor, seperti besarnya beban tugas, terlalu banyak materi yang harus dipelajari, kebutuhan siswa untuk berprestasi akademik, tuntutan akademik yang diperkuat tekanan orang tua, sekolah, dan teman sebaya. Selain itu, juga kondisi kelas serta tidak mendukungnya sumber-sumber yang ada untuk meraih prestasi akademik dan faktor budaya.
Menurut Journal of abnormal child psychology oleh McLaughlin, K. A., & King, K. (2015) menjelaskan bahwa masa remaja adalah periode kerentanan tinggi untuk timbulnya stres dan gangguan kesehatan mental. Penting untuk mencegah remaja awal yang berisiko tersebut agar tidak mengalami masalah stres atau ganguan mental sejak dini.
Menurut psikologi islam, kecemasan dijelaskan di dalam Al-Qur'an sebagai emosi takut. Abdullah Hasyim dalam (Cahyandari, 2019) menyatakan takut disini adalah takut kepada Allah SWT yang menyebabkan seseorang dengan taat selalu menjalankan segala perintah Allah SWT dan selalu menjauhi larangan Allah SWT. Takut kepada Allah SWT adalah sifat Nabi, sifat para ulama, sifat orang-orang sholeh. Dalam surah Al-Baqarah 155 (Kemenag RI, 2011) juga dijelaskan bahwa manusia akan diuji dengan ketakutan, yang terjemahannya sebagai berikut: "Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar".
Untuk itu, penting bagi Siswa agar dapat mengembangkan strategi yang efektif dalam mengatasi stres dan menjaga kesehatan jiwa mereka. Beberapa di antaranya yang melibatkan praktik seperti Ibadah, Olahraga, relaksasi, tidur yang cukup, mendukung hubungan sosial, dan pencarian bantuan profesional jika diperlukan. Selain itu, pendekatan pencegahan yang melibatkan pembelajaran keterampilan manajemen stres, peningkatan kesadaran diri, dan pembangunan sumber daya emosional juga penting dalam menjaga kesehatan jiwa remaja.
Strategi untuk Mengatasi Stres Akademik
Setelah mengenali tanda-tanda stres akademik, langkah berikutnya adalah menerapkan strategi untuk mengatasinya. Berikut adalah beberapa tips dan strategi yang dapat membantu siswa mengelola stres akademik:
Ibadah
Mas'udi (Mas'udi, 2017) mengutip penjelasan Ibn Qayyim yang menyatakan bahwa al-Qur'an merupakan obat penyembuh total dari bermacam penyakit, baik penyakit hati maupun penyakit jasmani. Begitu banyak penelitian ilmiah yang membuktikan mukjizat Al Qur'an, Al Qur'an sebagai pedoman, petunjuk, pengobat bagi hidup manusia, begitupun untuk keadaan depresi dan cemas. Di dalam Al Qur'an, Allah SWT menerangkan bahwa ketenangan diri dan jiwa bisa didapat dengan dzikir (mengingat Allah) dalam keadaan apapun. Bagaimana seseorang mengatasi kesulitan dalam hidup diterangkan yaitu dengan sabar dan shalat. Hal ini disampaikan di dalam surah Al Baqarah ayat 45 Â yang artinya : "Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu". Di dalam surah Al Baqarah ayat 153, Allah SWT juga berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah Bersama orang-orang yang sabar."
Manajemen Waktu yang Efektif
Manajemen waktu yang baik adalah kunci untuk mengurangi stres akademik. Siswa harus belajar membuat jadwal belajar yang teratur, menetapkan prioritas, dan menghindari penundaan. Menggunakan alat bantu seperti planner atau aplikasi manajemen waktu dapat membantu siswa mengatur waktu mereka dengan lebih efektif.