Mohon tunggu...
Alala Muliba
Alala Muliba Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Seorang pengamat yang hanya bisa ngamatin doang.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Ketika Mas Kuhn Berbicara Perkembangan Ilmu

9 Desember 2012   06:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:57 656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang perlu dicatat dalam pembahasan perkembangan ilmu menurut Thomas Kuhn yaitu perkembangan ilmu pengetahuan merupakan hasil akumulasi dari artefak (sisa-sisa) ilmu pengetahuan sebelumnya. Namun kita tidak dapat mensimplifikasi bahwa akumulasi ini murni pertambahan ilmu-ilmu sebelumnya. Karena perkembangan ilmu pengetahuan harus melewati sebuah proses-proses yang tidak mudah agar dapat dikukuhkan sebagai ilmu pengetahuan yang sebenarnya. Proses tersebut akan mengalami sebuah tahap seperti dekontruksi ataupun rekontruksi hingga akhirnya menjadi sebuah ilmu pengetahuan yang baru.

Tidak dipungkiri, Mas Kuhn merupakan seseorang yang menghambakan dirinya kepada paradigma positivis dan tentu saja bersama orang-orang yang berkutat di dalamnya. Masyarakat menilai bahwa Mas Kuhn ini adalah penolak post modernitas, menolak segala perbedaan yang ada dalam ilmu pengetahuan. Dia lebih cenderung tunduk pada ilmuan alam yang berbicara ilmu sosial daripada ilmuan sosial sendiri. Dia menganggap ilmuan sosial terutama post modern merupakan peneliti yang tidak ilmiah dalam menjelaskan segala fenomena sosial yang terjadi di masyarakat.

Sebagai ilmuan positivis, Mas Kuhn mengatakan bahwa ilmu pengetahuan baru harus melewati beberapa tahap agar dapat dikukuhkan sebagai teori yang berjaya oleh pada kaisar akademik di sana. Seperti halnya teori yang merupakan sekelumit dari ilmu pengetahuan, sebuah teori baru yang ingin menggeser posisi teori lama harus melewati tahap anomali dan tahap krisis bahkan revolusi ilmu pengetahuan jika ternyata teori lama secara keseluruhan tidak becus menjelaskan fakta sosial yang terjadi.

Anomali seringkali terjadi jika sebuah teori baru ingin menggeser teori lama. Di saat teori lama diam membisu saat dihadapkan oleh permasalahan sosial, maka datanglah teori baru yang siap menggeser kursi kejayaan teori lama karena teori barulah yang ternyata mampu menjelaskan permasalahan tersebut. Dalam tahap ini ilmuan-ilmuan akan mengalami kekagetan bahkan mendorong terjadinya krisis dimana ilmuan tidak memiliki patokan jelas dalam ilmu pengetahuan.

Sebelum beranjak ke krisis sebenarnya dalam tahap anomali dikenal asimilasi. Asimilasi merupakan sebuah proses modifikasi teori dimana sebagia tubuh teori lama yang tidak layak pakai akan ditransplantasikan oleh teori baru. Jika dilihat secara fisik memang tubuhnya seperti hasil cangkokan namun secara fungsi teori lama akhirnya dapat dipakai kembali walau dengan cakokan sebagian tubuh teori baru.

Krisis terjadi ketika teori lama dan hasil asimilasi tidak dapat menjawab permasalahan yang ada. Hal ini ilmuan kebingungan dan berusaha memperbaiki teori lama dan menguji teori baru. Jika ternyata teori baru bisa menjelaskan maka dengan cepat para ilmuan akan membuang teori lama dan menggantinya dengan teori baru dan krisis rampung kemudian.

Pertanyaannya adalah bagaimana jika krisis tidak dapat menjawab fenomena permaasalahan tersebut. Kiamat dalam ilmu pengetahuan pun terjadi dimana teori akan dirombak, bahkan paradigma ilmu pengetahuan sekalipun. Ini merupakan hal yang sangat mengerikan bahwa teori-teori yang ada dan dipercaya sebelumnya merupakan kesalahan fatal dengan penjelasan tiada guna. Umumnya jika melihat kondisi tersebut akan terjadi revolusi ilmu pengetahuan dimana ilmu pengetahuan akan dirombak dan dikontruksi dari awal dan dicari letak kesalahannya dan dicari solusi untuk menemukan ilmu pengetahuan yang baru.

Tidak lupa bahwa perkembangan ilmu milik Mas Kuhn ini disebut dengan normal science dimana perkembangannya merupakan akumulasi dari ilmu-ilmu sebelumnya yang masih meninggalkan artefak-artefak yang masih berguna bagi ilmu pengetahuan yang masih berlaku. Sekali lagi Mas Kuhn tekankan bahwa akumulasi di sini tidak murni pertambahan dalam konteks ilmu namun seiring pertambahannya juga menemui kontruksi dan dekontruksi ilmu pengetahuan.

Sekian dari Mas Kuhn.

*Tulisan ini merupakan review kecil inisiatif dari penulis dalam mata kuliah filsafat kriminologi FISIP UI dengan sedikit perubahan pada gaya penulisannya dan sudah dipost di blog pribadi penulis

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun