Kelupas kulit ini atasmu wahai penebang
Sayatan dari kampakmu sungguh perih menyakitkan
Kau rusak jantungku
Tanpa tunas pembenahan
Manis air yang mengalir
Masih saja kau abaikan
Kau racuni kejernihan
Tanpa sisa kehidupan
Ia mati...
Ia tak berarti
Nampak berlimpah namun sampah
Bukan lagi sebuah anugerah
Sabar alam tlah tertumpah
Teman alam tak lagi ramah
Tragedi alam menjadi ancaman
Penikmat alam ketakutan
.
.
Bumi ini sudah semakin tua, dengan sifat manusia yang selalu kurang, memiliki dampak yang begitu besar bagi alam semesta, pembangunan terus menerus, penebangan hutan secara liar, pencemaran lingkungan, sudah banyak terjadi dimana-mana. Sampai kapan alam ini akan terus bersabar? Hanya Tuhan yang tau.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H