Mohon tunggu...
Alal K
Alal K Mohon Tunggu... Mahasiswa - Manusia pengen gemuk

Just random content

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Geram Alam

21 Januari 2022   23:31 Diperbarui: 21 Januari 2022   23:43 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kelupas kulit ini atasmu wahai penebang
Sayatan dari kampakmu sungguh perih menyakitkan
Kau rusak jantungku
Tanpa tunas pembenahan

Manis air yang mengalir
Masih saja kau abaikan
Kau racuni kejernihan
Tanpa sisa kehidupan
Ia mati...
Ia tak berarti
Nampak berlimpah namun sampah
Bukan lagi sebuah anugerah

Sabar alam tlah tertumpah
Teman alam tak lagi ramah
Tragedi alam menjadi ancaman
Penikmat alam ketakutan

.

.

Bumi ini sudah semakin tua, dengan sifat manusia yang selalu kurang, memiliki dampak yang begitu besar bagi alam semesta, pembangunan terus menerus, penebangan hutan secara liar, pencemaran lingkungan, sudah banyak terjadi dimana-mana. Sampai kapan alam ini akan terus bersabar? Hanya Tuhan yang tau.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun