Baru-baru ini seorang Youtuber menjadi perhatian netijen karena pernyataannya akan pamit dari dunia sosial media cuma membuat konten saja. Berbagai hujatan dan sindiran membully sang Youtuber. Netijen ramai mengatakan bahwa sang Youtuber cuma cari perhatian saja dalam upayanya panjat sosial.
Lalu ada seorang Youtuber melakukan hal yang tidak pernah di lakukannya lagi semenjak aktif di Youtube mencuit kembali di akun sosial media Twitternya. Ramailah netijen membullynya pula. Sang Youtuber tersebut di blokir sebagian netijen yang kesal dengan ulah panjat sosial.
Istilah panjat sosial ini adalah istilah dimana seseorang ingin mendapat perhatian lebih di dunia maya dengan cara lintas sosial media agar bisa lebih di kenal oleh pengguna semua sosial media.
Sebenarnya hak setiap orang mau menggunakan sosial media yang mana dan memposting atau mengupload apapun sepanjang tidak bertentangan dengan kebijakan sosial medianya. Juga hak setiap orang untuk melintas sosial media agar lebih di kenal luas di dunia maya. Cuma konten atau postingan haruslah ada nilai edukasi  bukan sekedar konten atau postingan anak alay cari perhatian. Seperti misal lagi makan bakso di posting dengan caption "Gue lagi makan bakso di PI". Atau upload toilet bagus dengan keterangan "Gue lagi berak di PI tapi bingung ceboknya pake tissue doang!"Â
Fenomena panjat sosial bukan cuma sebatas lintas media tapi bisa juga untuk sosial media yang di gunakan pengguna. Karena panjat sosial itu sebenarnya istilah cari perhatian di sosial media bukan artinya seseorang yang punya banyak akun di sosial media. Ringkasnya panjat sosial itu artinya mencari perhatian atau caper.
Mencari perhatian kepada pengguna sosial media tentunya niat mencari teman atau koloni agar semua aspirasi bisa tersalurkan secara bersama. Tapi sebaiknya harus tetap obyektif meski punya selera yang sama. Banyak pengguna sampai rela kehilangan identitasnya hanya karena ingin di puja sebagai bagian dari suatu koloni berbagai cara mencari perhatian di lakukan meski harus kehilangan identitas dan harga diri. Sebaiknya jangan, karena setiap pribadi kita adalah unik.
Dunia memang aneh, hanya karena ingin di puji dan dianggap menjadi bagian dari suatu koloni sampai rela mengejek, bahkan menghina keluarga sendiri, agama sendiri, demi memuaskam nafsu panjat sosial di sosial media dunia maya. Padahal apa yang terlihat di sosial media belum tentu sesuai kenyataannya.Â
Dan sekarang ini banyak netijen alay dari suatu sosial media jaim (jaga image) berbondong-bondong migrasi ke sosial media yang lebih mementingkan otak. Kalau migrasi sih gak apa, cuma kalau mau komen ya di pikir dululah jangan ngasal. Komentar yang ngasal inilah yang di sebut panjat sosial atau mencari perhatian seperti cuma mau bilang ini gue loh ada disini. Kasihan
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H