Mohon tunggu...
Alain Frost
Alain Frost Mohon Tunggu... -

part time writer, full time dreamer, full heart volunteer.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Waiting

25 Agustus 2010   09:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:43 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiba-tiba petugas sekuriti itu datang lantas memintanya untuk segera mematikan rokoknya. Asap rokok itu beriringan berhembus keluar dari mulutnya. Asap-asap itu menari-nari terkadang membentuk lingkaran, kemudian melintas bebas entah ke mana. Mereka tidak tahu bahwa barusan mereka ditegur oleh seorang petugas sekuriti perusahaan furniture tempat mereka berada sekarang. Dia meminta maaf pada petugas itu. Dia mematikan rokoknya.


“Sedang apa Bapak di sini?” tanya petugas sekuriti itu kepadanya.


Dia menjelaskan bahwa ia sedang menunggu seseorang yang tengah diwawancara oleh bagian HRD di perusahaan furniture itu. Dia berdiri, meminta pamit pada petugas itu, kemudian melangkah masuk ke dalam, melihat-lihat isi showroom yang dipenuhi aneka ragam penghuni tata ruang. Bangku, meja, sofa, lampu, sampai kasur yang ada di dalam ruangan itu ditata sedemikian rupa. Sungguhpun segala macam furniture di ruangan itu merupakan perpaduan serasi antara penataan, warna, dan tentunya desain, tetapi mereka tidak kelihatan seperti sekelompok perkakas angkuh walau mereka memang nampak sangat amat elegan dan menawan.


Kekagumannya pecah. Ditabrak oleh suara seseorang yang dari tadi sedang ditunggunya. “Om, sudah. Pulang sekarang?” Kata pemuda yang baru saja diwawancara oleh pihak HRD itu.


Mereka melangkah keluar, menuju mobil dengan logo Honda di bagian bumper depannya. Mesin dinyalakan.


“Bagaimana hasilnya? Diterimakah?”

“Yes.”

“Lalu?"

“Emporium.”

Mobil melaju keluar parkiran.


Mobil melaju keluar parkiran. Menjauh dari gedung bertuliskan Vin & Co itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun