Mohon tunggu...
Muhammad AlFarobi
Muhammad AlFarobi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis mencoba memberikan tulisan tentang pendidikan melalui berbagai sudut pandang

Artikel memuat berbagai bidang kehidupan dan khususnya dalam bidang pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Netizen: Baca, Saring, Lalu Sharing

13 September 2019   15:42 Diperbarui: 13 September 2019   15:40 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dewasa ini, kita sering menghadapi berbagai macam serbuan berita dan info yang tidak jelas. Beredar di medsos (media sosial) Whatsapp, Instagram, Twitter baik melalui PC (personal contac), group bahkan status, penggalan suatu berita yang belum jelas asal muasal dan sumbernya. Selain itu, tak jarang pula beredar penggalan dan terjemah hadits dan kalam ustadz baik secara tulisan maupun lisan yang sayangnya di gunakan untuk menghakimi kebijakan, cara pandang dan pilihan hidup bahkan praktik ibadah seseorang.

Tak jauh-jauh waktu, hal itu dapat kita rasakan di sekarang ini mulai dari pra dan pasca pilpres, isu bela Islam, dan racisiem yang menjadi awal mula keributan di Papua kini. Peristiwa-peristiwa tersebut sering kali di manfaatkan oleh seseorang, kelompok, bahkan bangsa lain dalam mewujudkan hasrat keinginannya dengan menyebar berita bohong, isu adu domba, dan hujatan. Hal tersebut di perparah lagi oleh netizen yang jelas-jelas tidak ada keperluan olehnya hanya sekedar ingin argumennya di repost ulang sehingga hoax bertebaran di mana-mana.

Yang menjadi amat tersayang adalah berita tersebut di terima dan di repost kembali secara instan sehingga hujat-menghujat, klaim-mengklaim, salah-menyalahkan bahkan kafir-mengkafirkan sudah menjadi tradisi umum di dunia maya. Negeripun bergejolak, demonstrasi yang berujung kerusuhan terjadi dimana-mana, kudeta terhadap pemerintah yang di bungkus dengan aksi bela agama marak kali terjadi.

Faktor yang sangat mempengaruhi setiap perbuatan seseorang adalah karakter. Katakter seseorang bukan hanya terimplementasi dalam dunia nyata saja akan tetapi karakter yang sangat menggilakan pengaruhnya adalah akhlak dalam dunia maya. Berbeda dengan dunia nyata,  kecepatan jari-jemari untuk menulis dan mengklik tombol share sangat di pertimbangkan, bisa saja itu membuat kita khilaf tidak bertanya dahulu kepada yang lebih paham, tabayun dalam dunia medseos jadi terlupakan, berita tersebar keseluruh penjuru dunia.

Maka dalam menggeluti dunia maya karakter sangat di perlukan oleh setiap orang. Karakter yang baik akan berhati-hati dalam menyelam dunia maya, dan pada akhirnya apa apa yang akan di share tidak membuat sia-sia jari-jemari. Berikut ini saya berikan tips-tips dalam menggeluti dunia maya, sebagai berikut.

1.Baca penuh berita.
Berita atau tulisan sudah menjadi unsur pokok dalam medsos. Terkadang kalimat awal sangat menjanggal sehingga seseorang merasa panas dan komentar tidak dapat terkendali. Coba tahan dulu deh, baca penuh dan pahami karena barangkali kalimat akhir merupakan penjelas kejanggalan kalimat awal.

2.Tidak tergesa-gesa dalam mengshare.
Kecepatan jempol jempol untuk mengklik tombol share bisa membuat khilaf, maka sikap santuy di perlukan. Rasulullah SAW. saja mengajarkan sikap santuy, maksudnya bukan hidup malas akan tetapi tidak tergesa-gesa dalam melakukan perbuatan. Dalam Sunan at-Tirmudzi, hadits nomor 1935 Rasulullah SAW  bersabda:
 
_Sifat hati-hati (waspada) itu dari Allah dan tergesa-gesa itu godaan syetan._

Berkata Abu Isa: ini merupakan hadits Hasan Gharib. Sebagian ahli hadits telah menncela bdul Muhaimin bin Abbas bin Sahl dan mendha'ifkannya dari segi hafalanya. Sedangkan Syech Muhammad Nashiruddin Al Albani juga mendha'ifkanya.

Dalam hadits yang diriwayatkaan Imam Ghozali dalam Ihya ulumuddin "setiap ketergesaan adalah perbuataan syetan kecuali lima, yaitu memberi jamuan tamu, mengurus jenazah, menikahkan anak gadisnya yang sudah baligh, melunasi hutang, dan bersegera bertaubat".
3.Saring sebelum sharing

Kerap kali kita temukan tulisan dan vidio seorang ustadz, hadits Nabi maupun ayat Al-Qur'an yang di sodorkan secara instan. Padahal kita tidak tahu keilmuan ustadz tersebut, kita juga tidak tahu sahih atau tidak hadits tersebut, dan juga kita tidak tahu penafsiran ayat Al-Qur'an tersebut.

Hal yang perlu kita lakukan adalah saring dahulu. Bagaimana pendapat para ulama lainnya, mengecak kesahihan hadits (dan perlu di ingat bahwasanya setiap larangan Nabi bukan berarti hukumnya haram, akan tetapi bisa berhukum makruh bahkan tidak mesti masuk hukum akan tetapi dalam masuk kriteria adab), dan bagaimana penafsiran ayat Al-Qur'an dari berbagai jenis tafsir. Terakhir, hindarilah penafsiran Hadits dan Al-qur'an dari akal diri sendiri, karena perbuatan itu termasuk kesombongan dan dalam suatu riwayat Rsulullah bersabda: _"barang siapa yang menafsirkan Al-Qur'an dengan akal bulusnya sendiri maka ambilah tempat duduknya di Neraka"._

Semoga kita bisa menjadi netizen yang bijak, amin amin Ya Rabbal 'alami.

Muhammad Al Farobi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun