Mohon tunggu...
Alim Urdhan
Alim Urdhan Mohon Tunggu... karyawan swasta -

hanya seseorang yang ingin lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pengkaderan Bukan Sekedar Rekruting

22 Mei 2014   02:47 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:15 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Setiap institusi, organisasi ataupun lembaga tentu mempunyai yang namanya pengkaderan walau dengan bermacam – macam bentuk dan cara penyebutannya. Seperti ketika akan memasuki sebuah organisasi internal maupun eksternal kita di haruskan mengikuti pengkaderan dengan nama sesuai dari masing – masingOrganisasi tersebut.

Lalu apa itu pengkaderan ?

Pengkaderan dari kata dasar kader yang berasal dari bahasa Yunani Cadre (bingkai). Kader sendiri bila dimaknai secara lebih luas berarti orangyang sanggup menjalankan amanat, mempunyai kapasitas pengetahuan dan keahlian, pemegang tongkat estafet kelangsungan suatu organisasi. Kader adalah ujung tombak sekaligus tulang punggung kontinyuitas sebuah organisasi.Secara utuh kader adalah merekayang telah tuntas dalam mengikuti seluruh pengkaderan formal, teruji dalam pengkaderan informal dan memiliki bekal melalui pengkaderan non formal. Dari mereka bukan saja diharapkan eksistensi organisasi tetap terjaga, melainkan juga diharapkan kader tetapakan membawa misi gerakan organisasi hingga paripurna.

Pengakaderanberarti proses penanaman ideology secara bertahap dan terus-menerus sesuai tingkatan, capaian, situasi dan kebutuhan tertentu yang memungkinkan seorang kader dapat mengembangkan potensi akal, kemampuan fisik, dan moral sosialnya sesuai dengan arah yang diinginkan oleh lembaga atau organisasi yang melakukan pengkaderan. Sehingga didapat kader yang memiliki cara pandang yang sehaluan dengan visi dan misi organisasi, dan mampu membingkai keberadaan serta keberlangsungan dari organisasi bersangkutan. Hasil dari pengkaderan juga diharapkan para kader dapat membantu orang lain dan dirinya sendiri untuk memperbaiki keadaan sekarang dan mewujudkan masa depan yang lebih baik sesuai dengan cita-cita yang diidealkan, nilai-nilai yang diyakini serta misi perjuangan yang diemban.

Di lihat dari pengertian pengkaderan tentu penekanannya pada hal kualitas dan bukan pada berapa banyak kader yang di miliki. Namun kenyataannya yang terjadi sekarang adalah seringkali kita terlalu lupa dari arah yang kita rumuskan sehingga pengkaderan beralih fungsi dari tujuan semestinya, bukan lagi sebagai penanaman ideology atau pengembangan potensi akal tapi lebih dari sekedar ajang rekruting memperbanyak anggota saja. Sehingga saat ini kita saksikan kegiatan pengkaderan lebih fokus kepada kuantitas ketimbang kualitas dan terhenti pada tahapan pertama saja, akibatnya kader – kader hasil rekrutan yang telah mengalami pengkaderan menjadi hilang seperti tak pernah mengikuti pengkaderan, sebaliknya kita sebagai pelaksana pengkaderan cuma tutup mata dengan kondisi ini lalu berkata bahwa di setiap perjalanan akan selalu ada yang terjatuh.

Sesungguhnya bila kita mau jujur mereka yang terjatuh dan tertinggal bukan dikarenakan kelemahan mereka tapi juga karena kelalaian kita yang kurang mampu menjaga agar mereka mampu bertahan hingga tahap-tahapan pengkaderan selanjutnya. Kita tahu bahwa pengkaderan butuh proses dan harus dilakukan secara bertahap, namun yang terjadi seringkali setelah kegiatan pengkaderan awalberakhir, kita terlalu sibuk dalam aktivitas kita sehingga melupakan para kader dan proses selanjutnya.baru setelah beberapa minggu atau bahkan berbulan-bulan kemudian ketika ada event-event yang ingin kita selenggarakan barulah kita kembali teringat kepada para calon regenerasi tersebut namun itu kadang sudah terlambat.

Banyak organisasi yang dalam kegiatan pengkaderannya di ikuti oleh banyak peserta namun akhirnya yang tersisa hanya sedikit saja yang mampu bertahan, atau organisasi yang memiliki kader berlimpah tapi tidak mampu bekerja untuk menggerakkan dan menjaga keberlangsungan organisasi karena kader tulang punggung organisasi tidak mempunyai bekal pemahaman dan keahlian yang baik akibat dari tidak berjalannya tahapan-tahapan pengkaderan yang harusnya dilakukan oleh senior mereka.

Oleh karena itu sudah saatnya kita mulai mengevaluasi ulang system kerja pengkaderan kita agar tidak cuma menghasilkan kader yang awalnya besar dalam kuantitas namun sedikit demi sedikit hilang seperti asap dan juga agar kita tidak hanya memiliki kader yang sedikit dalam jumlah tapi juga sedikit dalam hal kualitas. Jangan sampai para kader hasil rekrutan menjadi seperti kayu bakar yang membesarkan api namun kemudian hilang dan meredupkan nyala api tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun